Di areal pemakaman Suka yang sekarang secara administratif masuk desa Karangsari, kecamatan Rejotangan, Tulungagung, terdapat jejak peninggalan
sejarah berupa prasasti Kertajaya/Prasasti Galungung/ Prasasti Panjerejo bertarikh 20 April 1200M dan beberapa artefak
berbahan batu andesit. Terdapat pula satu jejak peninggalan yang diduga memiliki kaitan dengan Trenggalek, yaitu makam Islam bernisan kuno di sebelah barat
prasasti
atau di utara pintu masuk areal
makam.
peninggalan batu lumpang dan batu gores di dekat Prasasti Panjerejo Tulungagung |
prasasti Panjerejo Tulungagung |
makam kuna nimas Ageng Fatah di areal Prasasti Panjerejo Tulungagung |
Batu nisan ini
memiliki tulisan huruf Arab dan angka latin serta menggunakan campuran bahasa Jawa dan Arab. Terdapat
tiga inskripsi. Huruf-hurufnya besar-besar, tiap nisan hanya menampung beberapa
suku kata.
Aris Thofira peneliti dari STAIN Tulungagung jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir fakultas Ushuludin, Adab, dan Dakwah, telah melakukan pembacaan atas inskripsi pada sepasang batu nisan itu. Inskripsi pada batu nisan pertama bagian depan berbunyi:
Aris Thofira peneliti dari STAIN Tulungagung jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir fakultas Ushuludin, Adab, dan Dakwah, telah melakukan pembacaan atas inskripsi pada sepasang batu nisan itu. Inskripsi pada batu nisan pertama bagian depan berbunyi:
“Tahun tilaripun 12 Maret 1893.”
nisan makam kuna di areal prasasti Panjerejo |
nisan makam kuna di areal prasasti Panjerejo Tulungagung |
Di sisi lain
pada nisan pertama ini terdapat tulisan menggunakan huruf dan berbahasa Arab
berbunyi:
“Yaa man fil quwwati dzul quwwatil mu’minin.”
Artinya: “Wahai yang di dalam dirinya terdapat kekuatan seluruh orang mu’min.”
“Yaa man fil quwwati dzul quwwatil mu’minin.”
Artinya: “Wahai yang di dalam dirinya terdapat kekuatan seluruh orang mu’min.”
nisan makam kuna di areal prasasti Panjerejo Tulungagung |
Inskripsi pada batu nisan kedua berbunyi:
“Mas Ajeng Fatah. Katitipan ruh tanggal 23 tahun 1822.”
“Mas Ajeng Fatah. Katitipan ruh tanggal 23 tahun 1822.”
nisan makam kuna nimas Ageng fatah |
nisan makam kuna Nimas Ageng fatah |
Dari pembacaan
inskripsi pada sepasang batu nisan tersebut memberikan keterangan seorang
tokoh perempuan bernama Mas Ajeng Fatah yang lahir tanggal 23 tahun 1822 dan wafat
pada tanggal 12 Maret 1893 atau wafat pada usia 71
tahun.
Terkait riwayat tokoh bernama Mas Ajeng Fatah tersebut belum banyak diketahui asal-usulnya. Masyarakat desa Panjerejo hanya mengenalnya sebagai makam seorang tokoh perempuan bernama Nimas Ajeng Fatah yang masih ada hubungan dengan bupati Trenggalek. Tidak begitu jelas siapa bupati Trenggalek yang dimaksud.
Melihat angka tahun lahir dan wafat, tokoh bernama Ni Mas Ajeng Fatah mengalami hidup pada jaman Pangeran Diponegoro, pemimpin Perang Jawa melawan Belanda pada tahun 1825M-1830M.
Buku Sejarah dan Budaya Desa Panjerejo yang diterbitkan pemerintahan desa Panjerejo tahun 2015 menulis, Ada kemungkinan Ni Mas Ajeng Fatah berasal dari satu keluarga pengikut Pangeran Diponegoro.
Berdasarkan catatan sejarah, setelah berakhir Perang Jawa tahun 1830M, banyak pengikut setia Pangeran Diponegoro yang menyingkir dari wilayah Mataram Yogyakarta ke pedalaman di Jawa Timur termasuk Tulungagung.
Adanya makam atau nisan berangka tahun wafat 1893M, memunculkan dugaan sejak saat itu di lokasi berdirinya prasasti Panjerejo mulai beralih fungsi sebagai makam Islam.
Keberadaan nisan kuna di dusun Soka sudah didokumentasikan dalam buku berjudul Sejarah dan Budaya Desa Panjerejo.
Dalam buku terbitan tahun 2015 itu antaranya menyampaikan penjelasan soal temuan prasasti Panjerejo yang satu lokasi dengan makam kuna Nimas Ageng Fatah. Berdasarkan peta topografi kecamatan Ngunut lembar 52/XLIII D2 edisi tahun 1944, titik temuan prasasti yang dikeluarkan maharaja Kertajaya dari kerajaan Kadiri berada di desa Pandjerrejo.
============
Terkait riwayat tokoh bernama Mas Ajeng Fatah tersebut belum banyak diketahui asal-usulnya. Masyarakat desa Panjerejo hanya mengenalnya sebagai makam seorang tokoh perempuan bernama Nimas Ajeng Fatah yang masih ada hubungan dengan bupati Trenggalek. Tidak begitu jelas siapa bupati Trenggalek yang dimaksud.
Melihat angka tahun lahir dan wafat, tokoh bernama Ni Mas Ajeng Fatah mengalami hidup pada jaman Pangeran Diponegoro, pemimpin Perang Jawa melawan Belanda pada tahun 1825M-1830M.
Buku Sejarah dan Budaya Desa Panjerejo yang diterbitkan pemerintahan desa Panjerejo tahun 2015 menulis, Ada kemungkinan Ni Mas Ajeng Fatah berasal dari satu keluarga pengikut Pangeran Diponegoro.
Berdasarkan catatan sejarah, setelah berakhir Perang Jawa tahun 1830M, banyak pengikut setia Pangeran Diponegoro yang menyingkir dari wilayah Mataram Yogyakarta ke pedalaman di Jawa Timur termasuk Tulungagung.
Adanya makam atau nisan berangka tahun wafat 1893M, memunculkan dugaan sejak saat itu di lokasi berdirinya prasasti Panjerejo mulai beralih fungsi sebagai makam Islam.
Keberadaan nisan kuna di dusun Soka sudah didokumentasikan dalam buku berjudul Sejarah dan Budaya Desa Panjerejo.
Dalam buku terbitan tahun 2015 itu antaranya menyampaikan penjelasan soal temuan prasasti Panjerejo yang satu lokasi dengan makam kuna Nimas Ageng Fatah. Berdasarkan peta topografi kecamatan Ngunut lembar 52/XLIII D2 edisi tahun 1944, titik temuan prasasti yang dikeluarkan maharaja Kertajaya dari kerajaan Kadiri berada di desa Pandjerrejo.
============
SIWI SANG
No comments:
Post a Comment