Sejarah, Sastra, dan Jurnalis Warga

  • Breaking News

    Wednesday, March 23, 2016

    PRASASTI MULA MALURUNG 1255M

    Prasasti Mula Malurung 1255M dikeluarkan oleh maharaja Tumapel Nararya Seminingrat atau Wisnuwardhana untuk meneguhkan kembali anugerah yang sebelumnya dikeluarkan tokoh bernama Bhatara Parameswara Sri Sakalayawadwipa Naranathadiguru. 

    Prof. Slamet Muljana mengidentifikasi Bhatara Parameswara sebagai Mahisa Wonga Teleng, putra sulung pasangan Ranggah Rajasa Sang Amurwabhumi Ken Arok dan Ken Dedes. 











    Prasasti Mula Malurung terdiri dari 12 lempeng prasasti tembaga ukuran 32,5x10 cm yang tertulis pada kedua sisi tiap lempeng kecuali pada lempeng pertama yang memuat 7 baris. Lempeng 1,3,5,7,8,9,10,11, dan 12 ditemukan di Kediri Jatim pada 1975. Sementara lempeng 2,4,6 ditemukan pada 2001 di Kediri. 

    Prasasti Mula Malurung 1255M berisi penetapan anugerah yang diberikan kepada Sang Pranaraja berupa sima perdikan desa Mula dan Malurung yang terletak di utara kota kerajaan Daha. Pada waktu itu kerajaan Daha ditempati Sri Kertanagara, putra sulung atau putra mahkota nararya Seminingrat.

    Berdasarkan berita Prasasti Mula Malurung 1255M lempeng 2a, anugerah dikeluarkan maharaja Tumapel Seminingrat atau Wisnuwardhana dengan penulisan gelar nararyya seminingrat sri yawadwipa samastaraja diwisesanindita sangramaparakrama digwijayaniwaryyawiryyasnahanamottunggadewa prakasita sminingrat namalanchana.

    Perintah raja selanjutnya diterima oleh rakryan mahamentri hino, rakryan mahamentri sirikan dan rakryan mahamentri halu, lalu menurun pada para tanda rakryan ring pakirakiran, sang pamegat I tirwan puspapata dang acarya jayanga, sang pamegat I kandamuhi puspapata dang acarya marmmanatha, sang pamegat I manghuri puspapata dang acarya agraja. 

    Meski penetapan anugerah yang termuat dalam Prasasti Mula Malurung 1255M secara resmi berasal dari maharaja Tumapel Nararya Seminingrat, pada pelaksanaannya dilakukan oleh Raja Daha Sri Kertanagara. 

    Itu karena desa Mula dan Malurung berada di wilayah Daha dan yang memberi anugerah sebelumnya kepada Sang Pranaraja adalah Bhatara Parameswara, paman dan mertua Nararya Seminingrat, yang pernah menjadi maharaja Daha.

    Penetapan anugerah yang tertulis dalam prasasti Mula Malurung 1255M merupakan perintah nararya Seminingrat terbaca juga dari lempeng pertama yang menulis nararya Seminingrat makamukya Sri kertanagara. 

    Makamukya sama dengan makamangalya yang artinya bahwa kedudukan Sri Kertanagara di keraton Daha dalam bimbingan dan pengawasan Nararya Seminingrat.

    Selain anugerah untuk Sang Pranaraja, Prasasti Mula Malurung 1255M juga memuat anugerah sima swatantra untuk para pejabat penting di wilayah kekuasaan kerajaan Tumapel atau Singasari.

    Prasasti Mula Malurung 1255M juga memuat berita penempatan seluruh anggota keluarga dan kerabat terdekat maharaja Seminingrat di keraton atau negara masing masing.

    Prasasti Mula Malurung 1255M sudah pernah dibahas prof. Slamet Muljana dalam buku Negarakertagama dan Tafsir Sejarahnya. Hanya pembahasannya belum lengkap karena baru menampilkan lempeng prasasti yang ditemukan tahun 1975. Lempeng 2,4, dan 6, belum sempat dibahas prof. Slamet Muljana.

    Berikut ini transkrip Prasasti Mula Malurung 1255M lempeng 4a-7b yang memberitakan anugerah sima swatantra untuk para pejabat penting di kerajaan Tumapel serta berita tentang penempatan para anggota keluarga dan kerabat terdekat maharaja Seminingrat di negara masing masing.

    Transkrip seluruh lempeng Prasasti Mula Malurung 1255M telah ditampilkan dalam penelitian Titi S.Nastiti tahun 2009. Merujuk pada Boechari [Prasasti koleksi museum Nasional jilid I, 1985] dan Richadiana Kartakusuma [Prasasti Mula Malurung koleksi puslit Arkeologi [C.82]: Tinjauan Awal Atas Pahatan Prasasti Prasasti Mula malurung, Prasasti lempeng ke-4 dan 6 tahun 2002.

    Transkrip Prasasti Mula Malurung sengaja kutip tanpa pemenggalan tanda baca. 

    Transkrip Prasasti Mula Malurung saya tampilkan di sini supaya dapat menambah bahan kajian sejarah Tumapel atau Singasari.

    Tanpa mengurangi rasa hormat, saya pribadi memiliki sedikit perbedaan penafsiran dengan Richadiana Kartakusuma , terutama pada lempeng 6b dan 7a soal identifikasi tokoh bernama SANG APANJI ADHIMURTI, SRI HARSAWIJAYA, dan RAKRYAN KULUPKUDA.

    Penulisan Richadiana Kartakusuma:

    sira sri harsawijaya parnnah pahulunan dai nira nararyya smi ning rat, inandelaken munggwing ratnakanaka sinhasana nkaneng bhumi janggala. putranira sang apanji dimurtti, rakryan kulupkuda, ipe de nira nararyya smi ning rat inandelaken prahajyan nkaneng nagara madhura, rikala san apanjyadhimurtti mare tumapel.

    Terjemahannya:

    //Sri harsawijaya kapernah pahulunan atau keponakan dari nararya seminingrat ditempatkan di singasana ratna di bumi janggala//

    //Putra sang apanji adhimurti, rakryan kulupkuda, ipar dari nararya seminingrat ditempatkan sebagai raja di nagara madura, ketika sang apanji adhimurti datang ke tumapel//

    Menurut saya, Sang Apanji Adhimurti identik dengan Narasingamurti atau Mahisa Cempaka, adik sepupu Seminingrat atau Wisnuwardhana atau Ranggawuni.

    Jika benar Sang Apanji Adhimurti adalah Narashingamurti, maka tokoh bernama Rakryan Kulupkuda tidak tepat dianggap sebagai ipe atau ipar atau saudara dari istri Nararya Seminingrat sekaligus sebagai putra Sang Apanji Adhimurti.

    Berdasarkan pemenggalan yang dilakukan Richadiana Kartakusuma yang ditampilkanm Titi S. Nastiti, rakryan Kulupkuda dalam saat bersamaan berkedudukan sebagai putra sang apanji adimurti dan sebagai ipar nararya Seminingrat. 

    Menurut saya, terjadi kekurang telitian dalam memenggal kalimat pada lempeng 6b dan 7a.

    Itu berdasar identifikasi saya bahwa tokoh bernama Sang Apanji Adhimurti identik dengan Narasingamurti atau Mahisa Cempaka, adik sepupu Wisnuwardhana atau Ranggawuni atau Nararya Seminingrat. 

    Saya berpendapat, yang menjadi putra Sang Apanji Adhimurti atau Narasingamurti atau Mahisa Cempaka adalah tokoh bernama Sri Harsawijaya yang ditempatkan di Bhumi Janggala.

    Sementara yang menjadi ipe atau ipar Nararya Seminingrat adalah Rakryan Kulupkuda raja di Nagara Madura.

    Karena permaisuri Naraarya Seminingrat adalah saudara dari Sang apanji Adhimurti atau Narasingamurti atau mahisa cempaka, maka Rakryan Kulupkuda dipastikan sebagai saudara kandung dari Narasingamurti.

    Narasingamurti dan Rakryan Kulupkuda adalah saudara sepupu sekaligus ipe atau ipar dari Nararya Seminingrat.

    Rakryan Kulupkuda diberitakan menjadi raja di Madura bertepatan dengan kedatangan Sang Apanji Adhimurti di Tumapel.

    Itu sangat klop dengan berita Negarakertagama dan Serat pararaton yang mengabarkan bahwa Narasingamurti memerintah bersama Wisnuwardhana di Tumapel, keduanya serupa sepasang naga dalam satu liang.

    Jadi ditafsirkan bahwa penempatan Rakryan Kulupkuda di Nagara Madura bertepatan dengan tahun ketika Narasingamurti pindah dari Daha ke Tumapel. Peristiwa itu terjadi pada tahun 1254M atau setahun sebelum keluarnya Prasasti Mula malurung 1255M.

    Sementara yang menjadi putra Sang Adhimurti adalah Sri Harsawijaya.

    Dalam kidung Harsawijaya, raden Wijaya pendiri Majapahit punya nama Harsawijaya.

    Raden Wijaya adalah putra Dyah Lembu Tal.

    Apakah Sri Harsawijaya nama lain dari Dyah lembu tal ayah raden Wijaya?

    Kemungkinan kuat Sri Harsawijaya adalah nama lain dari ayah raden Wijaya.

    Nama Sri Harsawijaya kemudian menjadi nama raden Wijaya. Alias raden Wijaya punya nama yang nunggak semi dengan ayahnya. 

    Sri Harsawijaya adalah keponakan nararya Seminingrat karena tokoh itu adalah putra dari Narasingamurti, adik sepupu Seminingrat. 

    Maka jika dilakukan pemenggalan, kiranya yang lebih mendekati kecocokan adalah seperti ini:

    //sira sri harsawijaya parnnah pahulunan dai nira nararyya smi ning rat inandelaken munggwing ratnakanaka sinhasana nkaneng bhumi janggala putranira sang apanji dimurtti // rakryan kulupkuda ipe de nira nararyya smi ning rat inandelaken prahajyan nkaneng nagara madhura rikala san apanjyadhimurtti mare tumapel //

    Terjemahan versi SIWI SANG:

    //Sri harsawijaya kapernah pahulunan atau keponakan dari nararya seminingrat ditempatkan di singasana ratna di bumi janggala, merupakan putra sang apanji adhimurti // rakryan kulupkuda, ipar dari nararya seminingrat ditempatkan sebagai raja di nagara madura, ketika sang apanji adhimurti datang ke tumapel//

    Transkrip Prasasti Mula Malurung 1255M. 

    Lempeng 4a, 4b:

    paramartwenajna sira raghawadewa naranira apasengahan brahmarajaguru sira ta wineh anusuka dharma sima swatantra kakolikan ring bhumi janggala ika manaran i hasem panjang lawanya ranaka nikang panjing dharma ri hujung manaran ryy yayodhya mwang hana ta sira makada naran ira paramayajurwwedajna agamajna paramatatwa wit sira ta pinaka purohita nira raka nira sira sri krtanagara pinariwrttha ta sira de ninanya brahmana wedapara ga lwir nira pragwedajna yuwwedajna samawedajna sinewita ta sira de ning aneka bhadamantrimukya makadi sang pamgat ing ranu kabayan mapanji patipati sang wineh anusuka dharma sima swatantra nkaneng bhumi janggala makana mangkrsnapura sang rama pati mapanji singharsa apatih i sira sri sastrajaya sang sinun anusuka dharma sima tantra nkaneng bhumi kadiri makana mamitra puri sang apanji nirakara dmung ring janggala sumiwi sri harsawijaya sang wineh anusuka dharmmasima swatantra nkane bhumi janggala maka san ajna surasana sang apanji dutaraga prahajyan sang wineh anusuka dharma sima swatantra nkaneng bhumi wetan ing kawi maka sang jnakrtasana sang apanji samaka apatihira narapati krtanagara sang inanugrahan anusuka sima swatantra nkaneng bhumi janggala makanamang harijaya sang apanji sinambat apatih i wurawan amanku kaprabhu ni raji jayakatyong sang wineh anusuka dharma sima swatantra nkaneng bhumi kadiri ataganikang wahuta rama trinitanda maka sang jnakrsnasana tlas karuhun sang pranaraja sang nityadhirotsahanalocittanayopaya rin ahoratra dumadyaken swastha ningrat 

    Lempeng 5.a.

    nuni nuni kadwigjayanira nararyya smi ning rat samankana pinakadi ning saiwaka ri sira nararyya smi ning rat kapwa ta lwilwihan kabhaktin anulahaken dharma ning saiwaka saptati dwara sang pranaraja tan kewehan amanhyanaken sakapti ni rowan ira saiwaka ri sira nararyya smi ning rat panawruhana yan mankana pada krtanugraha sakweh ing pinakadi ning saiwaka samankana lwir nira hatur sang pranaraja nimitta nika tuhun sang pranaraja juga tapwan krtanugraha ri kasusukan ing sima de nira sang prabhu sang tlas kapratista dai nararyya smi ning rat i tan mankana sukha sang pranaraja mankin dhirotsaha an kanitabahu nayaka saiwaka ri rowang nin asaiwaka mwang saiwaka ri sakweh nira prabhu nke ring nusa jawa mwang i madhura nuni nuni kasustubhaktin sang pranaraja ri sira nara 

    Lempeng 5.b.

    ryya smi ning rat apan tan hana dewa makading brahma wisnu maheswara an lena sanke sira nararyya smi ning rat wnang ananugrahakna sakapti ning saiwaka mahabhara ri sira mwang wnang angraksa yogya raksan andanda yogya dandan rumaksang sarwwadharmma munarjiwaken sahana ning dharmma pariksi[r]na tan paweh ryyabhicaruka ning lemah bala lawan sahana ning sima para sima kalang kalagyan kamulan kakurugan kuti wihara sala parhyanan karsyan umaluyaken purwwa sthitinya juga sira kumatuturaken sakramanya nuni ring muhun malama maka nimitta wdi niran kacampurana pamanunira dharmma apituwi prasasti kadanasura nira asankye ya sang brahmana krtadana pratigraha sanke sira lumra ta kirttyanugraha nira ring rat saratkala purnnaca 

    Lempeng 6.a.

    ndrajyotsnanibha ankaditadilah ning purnna sasanka ri kala ning lahru prakasa takasuradhira sinha nira aniwaryyawiryya nira aninditiparakrama nira ring rananga maddhyahnadityakarasutaiksnya pratima ankadita satisaya ni panasiteja nin aditya ri kala ning tnah n..wai sang sipatanya surasaktitani sira ring rananga mankana hidep sang pranaraja ring swarhdaya dumeh sang pranaraja mankana yawat hana sira purusa wnan ananugraha kna sakahyung saiwaka ri sira sira pasarira ning sarwwa dewa makadi ing tridewa sira mata sira pita sira guru ika ta dwara sang pranaraja ekacitta gumawayaken guru susrusan ana saiwaka ri sira nararyya smi ning rat muwah tan hana matapita guru an lena sankeng kaditinkah ira sinewaka pada lawan sira na 

    Lempeng 6.b.

    raryya smi ning rat panawruhana yan mankana katon dai nikang nista maddhyamottama sang pranaraja nitya sang sargga mwang sang ramapati anangkil ri sira nararyya smi ning rat analocittanayopaya mwang nalampahaken balakosa wahana dumadyaken sthiratara ni palungguh nira sang prabhu ring manikanaka sinhasana mwang dumadyaken wrddhi ning yasanuraga nira nararyya smi ning rat prakasita ring nusa para nusa tinut i paramadigwijayanira nararyya smi ning rat an mahaken samalelo ning sayawadwipa mandala anuluyan i nusantara nang madhura makawyakti sira sri harsawijaya parnnah pahulunan dai nira nararyya smi ning rat inandelaken munggwing ratnakanaka sinhasana nkaneng bhumi janggala putranira sang apanji dimurtti rakryan kulupkuda ipe de nira nararyya smi ning 

    Lempeng 7.a.

    rat inadegaken prahajyan nkaneng nagara madhura rikala san apanjyadhimurtti mare tumapel sira nararyya kirana saksat atmaja nira nararyya smi ning rat pinratista juru lamajang pinasanaken jagat palaka nkaneng nagara lamajang sira nararyya murddhaja atmaja nira muwah sira sri krtanagara nama niran inabhiseka pinasanaken nkaneng manikanaka sinhasana ring nagara daha sinewita ning bhumi kadiri sira turuk bali putri nira nararyya smi ning rat pinaka parameswari nira sri jayakatyeng saksat kapwanakan ira nararyya smi ning rat sira pinratista nkaneng manikanaka sinhasana maka nagare glang glang sinewita dai nikang sakala bhumi wurawan sira sri ratnaraja parnnah ari wwang sanak amisan de nararyya smi ning rat pinratista nkaneng manikanaka sinha 

    Lempeng 7.b.

    sana ring rajya i morono sira sri narajaya parnnah aryya misan dai nararyya smi ning rat sirenandelaken ring manikanaka sinhasana nkaneng nagara ri hring sira sri sabhajaya parnnah aryya misan dai nararyya smi ning rat sira pinratista nkaneng manikanaka sinhasana ri nagara lwa sira sang prabhu samankana lwir nira kapwa ta sira tlas krtabhiseka dai nira nararyya smi ning rat nkane nagara nira sowang sowang sang pranaraja lotsari linampahakenira nararyya smi ning rat tut ning senawrnda saiwaka yadyan brahmana resi saiwa sogata ateher amrayogaken sadhana sadhana ning karyya mahabhara rajabhisekadi apan tan hana saiwaka kadi sang pranaraja saiwaka ri sira nararyya smi ning rat tan wruh anengah mangalya tan wruh anengah alapa ta


    =============

    SIWI SANG

    24/3/2016


    #Sejarah #Tumapel #Singasari

    1 comment:

    1. Berdasarkan naskah Babad Tanah Jawi dan naskah koleksi pangeran Wangsakerta Cirebon, ayah Raden Wijaya pendiri kerajaan Majapahit berasal dari Sunda yaitu Rakyan Jayadharma yang menikahi Dyah Lembu Tal. Jadi menurut versi ini, Dyah lembu Tal dianggap sebagai tokoh perempuan atau ibu Raden Wijaya. Sebagian banyak penulis sejarah Majapahit juga mengacu pada pendapat Dyah lembu Tal ibu raden Wijaya. Sementara Siwi Sang dalam buku tafsir sejarah GIRINDRA: Pararaja Tumapel Majapahit [2013], mengacu pada penafsiran prof Slamet Muljana berpendapat bahwa Dyah lembu Tal adalah tokoh laki, putra Narasingamurti atau ayah Raden Wijaya. Hanya Siwi Sang dan juga prof Slamet Muljana belum menafsirkan Dyah lembu Tal sebagai seorang raja, melainkan berposisi sebagai salah seorang panglima perang jaman maharaja Kertanagara berdasarkan penyebutan Sang Perwira Yudha untuk Dyah Lembu Tal dalam kakawin Negarakertagama. Meski demikian, penafsiran soal peran Dyah Lembu Tal masih berkembang dan terbuka peluang penafsiran baru. Jika benar Sri Harsawijaya yang menjadi raja di Bhumi Janggala adalah Dyah lembu Tal putra Narasingamurti, kemungkinan besar pada masa pemerintahan Sri kertanagara di Singasari, kedudukan Sri Harsawijaya di Bhumi Janggala [belum diketahui letak nagara yang ditempati Sri Harsawijaya], menjadi penopang utama angkatan perang kerajaan Singasari. Hingga kemudian Prapanca dalam kakawin Decawarnanna atau negarakertagama memuji putra Narasingamurti itu sebagai Sang Perwira Yudha atau sosok yang gagah berani dalam medan perang. Adanya identifikasi baru dari Prasasti Mula Malurung 1255M terkait tokoh bernama Sri Harsawijaya, semoga semakin membuka kesejarahan Dyah Lembu Tal, putra Sang Narasingamurti. Demikianlah, historiografi atau penulisan sejarah tidak berahir tanda titik.

      Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/siwisang/identifikasi-dyah-lembu-tal-berdasarkan-prasasti-mula-malurung-1255m_56f26c812f7a61cd0859ab9d

      ReplyDelete

    Literatur

    Taktik Menulis

    Banjarnegara