Sejarah, Sastra, dan Jurnalis Warga

  • Breaking News

    Wednesday, February 17, 2016

    TERNYATA MAJAPAHIT TIDAK RUNTUH TAHUN 1478M



    Banyak sejarawan dan penulis sejarah memunculkan dan mendukung teori sejarah keruntuhan Majapahit yang dipercaya sebagai suatu fakta sejarah tak terbantahkan bahwa armada tempur Islam Demak pimpinan raden Fatah menyerbu dan berhasil meruntuhkan Majapahit pada tahun 1478M. 


    Teori tersebut menyatakan bahwa alasan raden Fatah menyerbu Majapahit karena raja Majapahit yang merupakan ayah raden Fatah tidak mau memeluk agama Islam. Teori tersebut menyampaikan kepada kita bahwasanya raden Fatah tampil sebagai seorang sultan Jawa yang melakukan penyebaran agama Islam melalui jalan pemaksaan besar besaran dan lewat jalan perang atau pedang. Teori tersebut juga memberikan pemahaman kepada kita bahwasanya raden Fatah putra durhaka berani melawan dan menghancurkan kekuasaan ayahnya, raden Fatah pembangun peradaban pertama pemerintahan Islam tanah Jawa adalah anak durhaka atau seorang sultan durhaka. Teori teori tersebut terang benderang ingin menegaskan bahwasanya peradaban Majapahit hilang sirna dari bumi Jawa dan Nusantara setelah kedatangan Islam di tanah Jawa. Islam datang, Majapahit hilang. Begitu pesan tersirat dan tersurat dari teori sejarah Majapahit ahir yang menyatakan Majapahit hancur sirna tahun 1478M akibat serbuan armada tempur Islam Demak pimpinan raden Fatah didukung para tokoh dewan Wali Sanga.


    Meski tidak didukung sumber primer berupa prasasti, teori tersebut memang didukung banyak sumber sekunder berupa naskah Babad serta sumber tersier berupa cerita tutur tinular yang berkembang dalam sebagian masarakat Jawa. Beberapa sumber naskah antaranya terutama Babad Tanah Jawi, Serat Kandha, Naskah Caruban Cagari, Babad kadhiri, Kitab Darmagandul, naskah dari kelenteng Sam Po Kong Semarang koleksi Resident Belanda Portman, serta beberapa naskah turunan Babad Tanah Jawi. Adapun cerita tutur tinular yang menjadi sumber tersier sebenarnya berasal dari penuturan kembali naskah naskah Babad yang memang sangat digemari di lingkungan tradisi Jawa.

    Apakah teori teori yang menyatakan Majapahit hancur tahun 1478M akibat serbuan pasukan Islam Demak pimpinan raden Fatah masih dapat dipertahankan menjadi suatu teori sejarah Majapahit Ahir yang tak terbantahkan? Ataukah sudah tidak sesuai lagi sebagai suatu teori sejarah ahir Majapahit?

    Ada beberapa hal seputar sejarah awal Demak dan sejarah Majapahit ahir yang perlu dikaji ulang untuk menguji kekokohan teori yang menyatakan Majapahit hancur tahun 1478M akibat serbuan armada Islam Demak pimpinan raden Fatah didukung para anggota Dewan Wali Sanga. Beberapa hal itu antaranya:

    KESEJARAHAN RADEN FATAH.

    RAJA MAJAPAHIT TAHUN 1478M.

    BERDIRINYA MASJID DEMAK.

    DAFTAR PARA PENGULU ATAU IMAM MASJID DEMAK.

    BERDIRINYA KESULTANAN ISLAM DEMAK.

    KEDATANGAN ISLAM DI TANAH JAWA.

    Perlu dipahami pula bahwasanya dalam suatu teori sejarah tidak ada yang tidak terbantahkan. Suatu penulisan sejarah tidak berahir tanda titik karena masih berkemungkinan munculnya teori atau pendapat baru seturut perkembangan ilmu sejarah dan penemuan penemuan sumber baru sejarah.

    Saat ini sebenarnya sudah ada beberapa hasil kajian atau tafsir baru yang menyampaikan kepada kita bahwasanya Majapahit tidak atau belum runtuh sirna tahun 1478M.  Diantaranya tafsir yang dilakukan Nia Kurnia Sholihat Irfan, DR. H.J. DE GRAAF dan DR.TH. G. TH. PEGEAUD dalam buku judul De Eerste Moslimse Vorstendommen op Java, Studien over de Staatkundige Geschiedenis van de 15de en 16de Eeuw [KERAJAAN KERAJAAN ISLAM PERTAMA DI JAWA, Kajian Sejarah Politik Abad ke-15 dan ke-16], juga kajian SIWI SANG dalam buku PARARAJA TUMAPEL MAJAPAHIT.

    Dari tiga kajian itu akan kita lihat kembali teori atau penafsiran yang berpendapat bahwasanya Majapahit tidak atau belum runtuh tahun 1478M akibat serbuan armada Islam Demak pimpinan raden Fatah didukung para anggota Dewan Wali Sanga.

    BERSAMBUNG

    No comments:

    Post a Comment

    Literatur

    Taktik Menulis

    Banjarnegara