Sejarah, Sastra, dan Jurnalis Warga

  • Breaking News

    Thursday, March 17, 2016

    Berdirinya Kerajaan Pajajaran


    penulisan sejarah tidak berahir tanda titik

    Kerajaan Medangkamulan diperintah oleh seorang raja muda yang masih keturunan raja Jenggala Manik pada tahun Jawa 1162.


    Raja Medangkamulan ini semula bernama sri baginda Surya Amiluhur dan setelah menjadi raja bergelar sri baginda Panji Mahesa Tandreman. Dalam memegang tampuk pemerintahan, beliau didampingi oleh bekas pamannya ketika di Jenggala, yang atas perkenan beliau diangkat menjadi patih dan bernama Ujungkelang. 

    Sri baginda Panji Mahesa Tandreman mempunyai permaisuri yang cantik jelita bernama Dewi Puspitasari yang kemudian berganti nama menjadi Dewi Condrosari. Dewi Condrosari ini adalah bekas ratu Medangkamulan.

    Ketika Medangkamulan diperintah oleh seorang ratu, ada larangan buat semua punggawa laki laki untuk tinggal di dalam kota. Tetapi setelah pemerintahan sri baginda Panji Mahesa Tandreman, semua punggawa tersebut dipanggil kembali dan diberi jabatan seperti semula yaitu Wasi Linggahyang diangkat menjadi brahmana istana dengan nama resi Linggahyang. Datuk Ujungkelang diangkat menjadi patih dengan gelar Adipati Ujungkelang, dan putra patih Ujungkelang, Ujungwalepa, diangkat menjadi punggawa dengan nama harya Ujungwalipa.

    Semua kerajaan yang semula di bawah pemerintahan Medangkamulan, setelah mendapat surat pemberitahuan, maka mereka dengan sendirinya ada di bawah perintah sri baginda Panji Magesa Tandreman. Tiap tahun mereka menghaturkan bulu bekti dan rakyat bertugas menambah penghasilan, sehingga kerajaan makin bertambah sejahtera.

    Pada suatu hari, Sri Baginda berkenan mengadakan pertemuan istimewa dengan para nayakapraja dan tamtama. Dalam pertemuan ini, Sri Baginda menyatakan keinginannya untuk membangun kerajaan Medangkamulan seperti kerajaan Jenggala. Keinginan Sri Baginda itu disetujui oleh patih dan nayakapraja lainnya.

    Kemudian, Sri Baginda memerintahkan patih, para nayakapraja, tamtama, dan rakyat untuk memulai mengerjakan pembangunan di bawah pimpinan patih Ujungkelang dan Ujungwalepa.

    Maka mulailah mereka mengerjakan pekerjaan yang besar itu, siang malam terus menerus.

    Tidak lama kemudian yakni pada tahun Jawa 1163, selesailah pembangunan itu dan hasilnya sungguh memuaskan, karena dapat persis dan tepat seperti bangunan kerajaan Jenggala.

    Setelah pembangunan itu selesai, kerajaan Medangkamulan diganti namanya menjadi kerajaan PAJAJARAN.

    ==============
    SIWI SANG

    Kisah ini merupakan permulaan dari cerita dalam buku Raja Wasana dan masih merupakan lanjutan cerita dalam buku Mahakrama yang dikarang Mpu Adilangu dari Pajajaran dan ditulis atas perintah raja Mundingsari pada tahun 1194 atau tahun Jawa 1230.

    [Diambil utuh dari saduran naskah Banjaransari jilid I terbitan Balai Penelitian Sejarah dan Budaya, Departemen P dan K Yogyakarta, 1979-1980]




    No comments:

    Post a Comment

    Literatur

    Taktik Menulis

    Banjarnegara