Sejarah, Sastra, dan Jurnalis Warga

  • Breaking News

    Friday, March 28, 2014

    PRASASTI JIYU II 1486M


    kafer buku GIRINDRA:Pararaja Tumapel-Majapahit


    Prasasti Jiyu atau Prasasti Trailokyapuri 1486M dikeluarkan oleh maharaja Majapahit Girindrawardhana dyah Ranawijaya. Prasasti ini tertulis di atas 4 batu. Oleh karena itu dikenal istilah Prasasti Jiyu atau Prasasti Trailokyapuri I, II, III, dan IV.




    Prasasti Trailokyapuri II 1486M memiliki penanggalan yang sama dengan Prasasti Trailokyapuri I 1486M, yaitu: swasti cri cakawarsatita 1408 kartikamasa titi pratipada kresnapaksa wu, ma, cu, wara, kulawu, agneyasthagrahacara rohininaksatra prajapatidewata mahendramandala parighayoga wrskaraci.

    Adanya penanggalan yang sama menunjukkan bahwa isi Prasasti Trailokyapuri atau Prasasti Jiyu II merupakan terusan atau sambungan dari isi berita Prasasti Jiyu atau Prasasti Trailokyapuri I. Hanya ditulis pada batu beda.

    Berikut ini transkrip dan terjemahan Prasasti Jiyu atau Prasasti Trailokyapuri II 1486M.


    //Om// swa
    sti cri cakawa
    rsatita 1408
    kartikamasa titi
    pratipada kresnapaksa
    wu, ma, cu, wara, kulawu, agne
    yasthagrahacara rohi
    ninaksatra prajapatidewa
    ta, mahendramandala, parigha
    yoga, wrskaraci,  irika diwa
    sanya paduka cri brahmaraja ganggadara, reni dharmmasima ri tra
    ilokyapuri, tkening sahampihane ri ta
    lasan, pung, batu, mwang Santana pratisantana
    paduka cri brahmaraja samenajnan ring
    tan hyena ha ning wismati ring kapujanira sang
    icwara bharadwaja mwang bhatara
    wisnu makadi pamancadaci carwisang
    hyang dharma sarwwaphira
    kala ning idran
    sira ratunggola
    sapucadhi mwang prati
    masa…. tangga
    1 ping 13 jyesta
    mwang puripujan bhatara yama
    15, ka, 10, carwananira, bha
    tari durgga ring mahamantri ring ka
    buyutanangken pancadaci, de
    ning pujanangung ing kabuyutan angken
    pancama ning asadha, mwang ka, 5, pa
    nangkaning parabeya saprakara sa
    wah, baye, salore ka
    li pakembangan winih sangga 15
    muwah sawahi talasan awinih
    sangga 15, pung winih sangga  20
    katuring sang hyang dharma tka ni de
    ceng batu, saceya ning paradipa
    ri puja sa
    prakara kabhu
    ktiha de
    ne…ka 21
    phaye muwah nga
    repbaye sa
    wagicwara halampa
    kna papaha….nira
    sang hyang dharma, sakula maka
    rubuh, helingsa hamukti
    rena sowing sowang haja sawa
    ..la dening santananira icwara kang tan lis ing prasasthi
    kedumana bhukten sa
    cesa
    paranira sang hyang
    dharma muwah de
    nira lembu, sarwwa ta kala
    mpahanakaryya sang hyang
    dharma tutan subhaktiha, mar
    hamukti, rena dening padma
    kaning cisya siddha natha, ni
    lakanta sahahi talasa winih
    …, sowang, kunang yang hana
    mirudha i paduka cri brahmaraja
    sahananya makadi sangagata
    prabhu, mantra cighra tibakna
    krodha bhatara yama kalagni
    warsa tadahen denira bhatari
    durgga, cucupateknya, langga
    rudhiranya, rimarima hatinya
    hamelamel dagingnya
    …hulanya tumpur bhrasta sahananya
    urnangguha catu
    spataka sahasrakoti
    janmanya kalbwing kawah, astu.

    TERJEMAHANNYA:

    Selamatlah! Pada tahun saka 1408 bulan kartika hari pertama kresnapaksa pecan wurukung Jumat umanis wuku kelabu bintang berkilau di timurlaut gugusan bulan rohini di bawah lindungan dewata prajapati yoga parigha tanda bintang banteng. Pada hari itulah sri paduka Brahmaraja Ganggadara mendapat hak utama berhubungan dengan sang darma sima di Trailokyapuri dan segala tanah yang terhitung masuk kedalamnya, yaitu tanah di Talasan, Pung dan Batu. Kepadanya dan kepada anak cucu sri paduka Brahmaraja sampai kepada keturunan yang paling jauh, supaya mereka jangan melalaikan hubungan memuliakan kepala resi Baradwaja dan batara Wisnu, terutama tentang pemujaan cura bagi yang mulia sang darmapada tiap-tiap tanggal 15 pada bulan untuk sekalian setan dan empat ekor sapi. Selanjutnya untuk batara Rama suatu pemujaan…api yang lengkap pada saat…yaitu pada saat batara rama…dengan…dan menarik diri ke tempat sunyi. Seterusnya pada tiap-tiap bulan…[dan seterusnya]  pada tiap-tiap tanggal 13 bulan djesta dan … pemujaan. Selanjutnya untuk menghormati batara yama sejumlah uang seharga 15… dan 10 keti. Selanjutnya sebagai puja taburan bagi batara durga atas nama mahamenteri di candi kabuyutan tiap-tiap tanggal 15 bulan purnama dengan selanjutnya suatu pemujaan di candi kabuyutan pada tiap-tiap tanggal 5 dalam bulan Asada bersama-sama pemujaan sejumlah 5 keti. Untuk penutup pembiayaan segala macam pemujaan yang tersebut di atas, akan dipergunakan hasil sawah-sawah yang terletak di sebelah utara batang air [sungai]Pakembangan, sawah yang terletak di daerah persemaian/bibit padi sejumlah 15 sangga, seterusnya sawah-sawah di Talasan, ditanami padi persemaian sejumlah 15 sangga dan sawah-sawah di desa Pung sebesar 20 sangga padi persemaian. Maka kekuasaan wewenang untuk memungut dan lain-lainnya bagi sang darma sima meluas sampai ke desa Batu. Adapun bagian hasil yang selebihnya yaitu yang tidak terpakai bagi pembayar segala macam puja di atas dipergunakan untuk menghormati segala rupa kekuasaan ruhani dan akan dipakai oleh segala…sebagai tanah masuk kebagian sang darma dan sebagai tanah masuk sang darma yang dipelihara oleh anak cucu turun termurun cucuran wag Iswara. Sekiranya mereka yang mengusahakan tanah itu dalam hal tersebut berbuat kesalahan terhadsap tugas kewajiban bagi sang darmasima, maka seluruh keluarganya akan runtuh-rubuh. Kewajiban masing-masing mereka akan berimbangan dengan untung laba yang didapatnya. Janganlah hendaknya timbul perselisihan antara turunan sri paduka brahmaraja tentang hal-hal yang tak dinyatakan dalam prasasti segala hasil piutang akan dibagi-bagi menurut peraturan sekadar mengenai hasil piutang yang menjadi sisa daripada pembayaran pemujaan kepada perdikan sang darma. Selanjutnya tentang sang lembu, maka segala urusan baginya akan dibiayai kekayaan yang mulia perjanjian. Penghormatan kepadanya senantiasa akan dilanjutkan, tetapi hal memungut keuntungan dari padanya akan dihentikan.Selanjutnya tentang pemeliharaan murid-murid sang Nilakanta yang sempurna, maka baginya diuntukkan sawah-sawah di  Talasan, tetap masing-masing orang selalu dikenakan sejumlah 1 sangga benih padi. Selanjutnya sekiranya ada orang yang menentang sri paduka brahmaraja pada pelaksanaan yang tersebut tadi, siapapun saja, terutama bagi calon prabu atau menteri, maka mereka itu dengan segera akan ditimpa kemarahan batara Yama dan api sang kala. Barang dimakan habislah mereka hendaknya oleh batara Durga, barang dicucutlah benak otaknya, darahnya dihirup dan hatinya dikoyak, dagingnya dikunyah, kepalanya direngkah! Mereka dirusak binasakan beserta segala miliknya dan akan terjerumus ke dalam neraka jahanam yang empat. Seratus juta kali mereka akan menjelma kembali dan senantiasa akan dilemparkan kedalam kawah neraka! Demikianlah hendaknya.


    ================

    SIWI SANG
    Sumber: Muhammad Yamin, Tatanegara Madjapahit, Parwa 1-2, yayasan Prapantja, Jakarta, 1962.



    Literatur

    Taktik Menulis

    Banjarnegara