Sejarah, Sastra, dan Jurnalis Warga

  • Breaking News

    Wednesday, August 16, 2017

    Hari Jadi Kabupaten Banjarnegara Terlalu Muda Dari Usia Sebenarnya Yang Sangat Tua

    alun alun banjarnegara awal 2017
    Tanggal 22 Agustus adalah Hari Jadi kelahiran kabupaten Banjarnegara. Penentuan tanggal 22 Agustus sebagai Hari Jadi Banjarnegara ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah [Perda] kabupaten Banjarnegara nomor 3/1994 tentang Hari Jadi Kabupaten Banjarnegara. Adapun keluarnya Perda itu menggunakan latar belakang histori sejarah pengangkatan Raden Tumenggung Dipayuda IV sebagai bupati Banjarnegara tanggal 22 Agustus 1831 mengganti kedudukan bupati kabupaten Banjar Watulembu yang dihapus [berdasarkan resolutie governoer general buitenzorg no I tanggal 22 agustus 1831]




    Ini menariknya soal Hari Jadi kabupaten Banjarnegara. Sangat menarik karena penetapan tanggal 22 Agustus sebagai tonggak Hari Jadi atau hari kelahiran kabupaten Banjarnegara lebih merujuk pada latar belakang sejarah pergantian nama kabupaten Banjar Watulembu [ibukota di Banjarmangu lor kali Serayu] menjadi kabupaten Banjarnegara [ ibukota di kota Banjarnegara sekarang kidul kali Serayu].

    Sejak lama saya sudah merasa heran bertanya tanya mengapa Hari Jadi kabupaten Banjarnegara terlalu muda dari usia sebenarnya yang sangat tua. Dan sejak lama saya berpikir dan berpendapat bahwa Hari Jadi kabupaten Banjarnegara harus direvisi menggunakan landasan histori sejarah yang lebih tua.

    Setahun silam saya posting catatan di website pribadi saya http://www.siwisangnusantara.web.id/…/membaca-ulang-sejarah…

    Ketika itu saya masih tinggal di Tulungagung Jawa Timur. Terus terang saat itu saya belum punya banyak reverensi seputar Sejarah Banjarnegara. Dan hal itu yang mendorong saya untuk suatu saat pulang ke Banjarnegara dan membaca dari dekat Sejarah Lokal Banjarnegara.

    Ini catatan saya yang sempat saya unggah terkait gagasan membaca ulang [ merevisi] sejarah Hari Jadi kabupaten Banjarnegara.

    Pengangkatan Raden Tumenggung Dipayudha IV sebagai bupati Banjarnegara pada tanggal 22 Agustus 1831 digunakan sebagai landasan penentuan Hari Jadi kabupaten Banjarnegara. Penetapan itu berdasarkan Peraturan daerah No 3/1994 tentang Hari Jadi kabupaten Banjarnegara.

    Sungguh usia yang terlalu muda bagi daerah sekelas kabupaten Banjarnegara.

    Padahal, Banjarnegara punya satu situs sejarah sangat besar dan cukup terkenal secara nasional bahkan dunia yaitu situs candi Dieng. Di sana juga ada temuan beberapa prasasti. Juga terdapat Museum KAILACA. Dokumentasi poto poto kekayaan sejarah dan arkeologi berasal dari Dieng Banjarnegara dapat kita tengok pula di https://socrates.leidenuniv.nl/R/

    Temuan arkeologi berupa situs candi dan prasasti di wilayah Banjarnegara, sebenarnya memberi tanda kepada kita, bahwa di Banjarnegara pernah berkembang suatu bentuk sistem pemerintahan pada jaman keluarnya prasasti tersebut.

    Tapi mengapa selama ini tidak terdengar ada pembacaan ulan sejarah Banjarnegara melalui pembacaan ulang berita sejarah yang termuat dalam sumber primer berupa prasasti?

    Sampai hari ini telah banyak daerah kabupaten atau kota yang mengubah Hari Jadinya. Mereka adalah kabupaten kabupaten atau kota kota yang tidak percaya begitu saja bahwa kesejarahannya begitu muda. Mereka adalah daerah daerah yang percaya memiliki kesejarahan lebih tua. Kemudian melakukan pembacaan ulang atas sejarah local masing masing. Tentu mereka sepakat pada ungkapan bahwa penulisan sejarah tidak berahir tanda titik.

    Sebagai pembanding saja. Tulungagung Jawa Timur pernah menentukan hari jadi kabupatennya berdasarkan tahun kejadian ketika nama Tulungagung secara resmi menjadi nama kabupaten tanggal 1 April 1901.

    Tahun 2003, terjadi perubahan soal penentuan Hari Jadi kabupaten Tulungagung. Sejak tahun itu tidak lagi mengacu pada penanggalan 1 April 1901, tetapi berganti mengacu pada penanggalan dalam prasasti Lawadan yang dikeluarkan maharaja Kediri Sri Kertajaya pada tanggal 18 Nopember 1205M.

    Berdasarkan jejak peninggalan sejarah yang ada, secara fakta historis wilayah Tulungagung sudah lama tampil sebagai bentuk pemerintahan meski setaraf desa thani Lawadan. Tidak menjadi soal meski nama daerah berpemerintahan kuna, Thani Lawadan, yang menjadi acuan keberadaan Tulungagung sekarang sudah tidak ada atau berganti nama baru.

    Penentuan hari jadi suatu kabupaten memang idealnya jangan hanya merujuk nama. Tapi lebih pada peran historisnya terutama bidang pemerintahan. Ini karena hari jadi suatu kabupaten atau kota berkaitan erat dengan sejarah kepemerintahan yang pernah muncul di wilayah kabupaten atau kota tersebut.

    Rata rata yang jadi acuan adalah mencari yang tertua, meski belum tentu yang tertua dipilih sebagai rujukan karena beberapa alasan antaranya soal nilai kandungan historisnya.

    Para peneliti atau pemerhati sejarah Banjarnegara sudah saatnya membaca ulang sejarah Banjarnegara. Dapat memulai dari satu pertanyaan sederhana : apakah sebelum nama Banjarnegara menjadi nama resmi kabupaten, pernah ada daerah atau desa di wilayah Banjarnegara tampil memiliki bentuk pemerintahan, meski dalam lingkup sekecil desa.

    Kesejarahan Banjarnegara dapat kita temukan dalam beberapa sumber sejarah baik primer, sekunder, dan tersier.

    Sumber primer berupa prasasti.

    Dalam sumber sekunder berupa naskah kuna seperti Babad Tanah Jawi, Babad Giyanti, serta naskah babad Wirasaba dan Banyumas.

    Dalam sumber tersier, kita temukan dalam beragam cerita atau legenda rakyat.

    Beberapa prasasti yang ditemukan di wilayah Banjarnegara antaranya

    Prasasti Er Hangat A dan B tahun 885M tertulis di atas lempeng tembaga tempat penemuan Banjaarnegara.

    Prasasti Ayam Teas II tahun 901M tertulis di atas lempeng tembaga tempat temuan Banjarnegara.

    Prasasti Wadihati tahun 891M tertulis di atas batu tempat temuan Dieng.

    Prasasti Panunggalan tahun 896M tertulis di atas lempeng tembaga tempat temuan Dieng.

    Prasasti Sima Bhatari tahun 907M tertulis di atas tembaga tempat temuan Banjarnegara.

    DEMIKIANLAH, sebentar lagi [22 Agustus 2017] kabupaten Banjarnegara berhari jadi ke 186. Perayaan siap digelar. Saya mendengar ada beberapa sejarawan dan pemerhati sejarah kabupaten Banjarnegara menggelar rembuk membuka kemungkinan diadakan kaji ulang atau revisi Hari Jadi kabupaten Banjarnegara. Bola itu harus terus digulirkan. Data fakta sejarah harus terus dikeduk didungkar. Pemahaman kita tentang sejarah harus semakin ditanamkan bahwasanya dalam sejarah tidak ada tanda titik.

    Menurut saya, paling tidak, sejarah kabupaten Banjarnegara itu seusia dengan sejarah kabupaten #banyumas. Sejarah kabupaten Banjarnegara sangat erat berkaitan dengan sejarah Banyumas Raya merujuk pada peristiwa sejarah ketika adipati Mrapat  [ bupati I kabupaten Banyumas] membagi kadipaten Wirasaba menjadi empat kabupaten yaitu kabupaten Banyumas, kabupaten Wirasaba, kabupaten Pamerden, dan kabupaten Banjar Petambakan [ versi terbaru 22 Pebruari 1871]

    Jika sekarang Hari Jadi kabupaten Banjarnegara hanya merujuk sejarah perpindahan kabupaten Banjar Watulembu menjadi kabupaten Banjarnegara tahun 1831, dapatlah kita katakan itu telah menilap fakta sejarah bahwasanya di wilayah yang sekarang bernama kabupaten Banjarnegara pernah muncul berkembang dua pusat pemerintahan yaitu Banjar Petambakan dan Pamerden.

    Lalu apakah ada kemungkinan di tahun tahun mendatang terjadi pengubahan penentuan tanggal Hari Jadi kabupaten Banjarnegara? Ini sangat mungkin karena sejarah penuh kemungkinan dan sekali lagi penulisan sejarah tidak berahir tanda titik.

    Hanya memang membutuhkan kerja sangat keras dari berbagai pihak yang peduli dengan kesejarahan lokal Banjarnegara dan terutama sekali Pemda Banjarnegara untuk membaca ulang sejarah Hari Jadi Banjarnegara.

    Untuk sementara ini, kita mau tidak mau harus menerima fakta, bahwa Hari Jadi kabupaten Banjarnegara adalah tanggal 22 Agustus.

    DIRGAHAYU KABUPATEN BANJARNEGARA!

    16/8/2017

    SIWI SANG [penulis buku tafsir sejarah GIRINDRA Pararaja Tumapel Majapahit]

    #Sejarahbanjarnegara #Banjarnegara #Harijadi #harijadibanjarnegara #Explorebanjarnegara #Infoseputarbanjarnegara #bupatibanjarnegara #Agustusan #Wongbanjarnegara #mayuhmaca

    Tulisan sudah unggah di :

     http://theblangsakan.blogspot.co.id/2017/08/hari-jadi-banjarnegara-terlalu-muda.html

    https://web.facebook.com/girindranusantara.siwisang/posts/185890441951703



    No comments:

    Post a Comment

    Literatur

    Taktik Menulis

    Banjarnegara