Tiga boneka
menampilkan adegan percakapan dalam sebuah kotak besar menyerupai televisi
dominan warna oranye cerah, disaksikan lebih dari 50 anak balita bersama para
ibunya, membahas bahaya penularan virus Polio.
Boneka yang
memerankan seorang perempuan petugas kesehatan berkata pada dua boneka yang
memerankan ibu pemilik balita.
Penyakit Polio
itu merupakan penyakit berbahaya, menyerang susunan syaraf pusat yang
disebabkan virus Polio. Akibatnya bisa menderita kelumpuhan. Penyebarannya
melalui kotoran tinja manusia. Nah, apalagi adik adik sama ibu ibu malas cuci
tangan. Ibu mau kalau anaknya seperti itu?
Boneka yang
memerankan seorang ibu menjawab heran, masa dampaknya seperti itu, Bu? Kalau
seperti itu, ya ndak mau. Saya mau anak anak sehat.
Demikian
cuplikan pertunjukkan dalam acara pencanangan Pekan Imunisasi Nasional [PIN] Polio
tahun 2016 di Tulungagung, Selasa kemarin, 8/3/2016, bertempat di Taman
Posyandu SERUNI II, desa Sumber Dadap, kecamatan Pucanglaban, Tulungagung.
Beberapa
kesempatan, tiga boneka itu melongok ke luar menyapa para penonton, membuat
senang terutama para balita. Tak heran, meski acara mulai persiapan sampai
pemberian imunisasi tetes Polio tuntas hampir tiga jam, para balita tidak
banyak rewel.
Selain sebagai
sarana kampanye pentingnya Imunisasi Polio,
penampilan tiga boneka itu cukup menghibur para balita juga para ibu dari desa
Sumberdadap dan beberapa desa sekitar.
Yeni, seorang
ibu dari desa Demuk menyampaikan, kedatangannya ke pos PIN Polio di desa
Sumberdadap karena untuk berjaga jaga supaya anaknya yang berusia 6 bulan tidak
terkena penyakit atau tertulari virus
Polio. Ia mengaku senang hadir di acara itu, apalagi dapat bertemu langsung
bupati Tulungagung.
Pencanangan PIN
Polio tahun 2016 di Tulungagung yang dipusatkan di desa Sumberdadap kemarin
memang mendapat kunjungan rombongan bupati Tulungagung, Syahri Mulyo, SE, M.Si.
Termasuk dalam rombongan itu, Wiwik Syahri Mulyo ketua Tim Penggerak PKK
kabupaten Tulungagung beserta wakilnya Siuk Maryoto Bhirowo, serta para
pengurus lain.
Ketika tiba di
lokasi, rombongan bupati disambut grup Reyog Kendang Tulungagung yang para
pemainnya adalah anak anak sekolah di desa Sumberdadap. Para pemain Reyog
Kendang Tulungagung ini kemudian tampil di halaman pendapa tempat
berlangsungnya pemberian imunisasi tetes Polio.
Yang sangat
menarik, selain lagu lagu tentang Tulungagung, beberapa lagu tema kesehatan
seperti Imunisasi Polio dan Keluarga Berencana, mengalun mengiringi penampilan
seni tradisi asli Tulungagung itu.
Dalam acara itu,
ketua Tim Penggerak PKK dan wakilnya, meneteskan imunisasi Polio kepada
beberapa balita secara bergantian. Tidak ketinggalan bupati Tulungagung ikut
pula memberikan tetes Polio kepada beberapa balita.
Selanjutnya
seluruh balita melakukan penimbangan berat badan secara giliran lalu
dilanjutkan pemberian imunisasi tetes Polio oleh petugas hingga tuntas acara.
Wiwik Syahri
Mulyo pada kesempatan itu menyampaikan, di Tulungagung terdapat sekitar 66.140 anak balita yang menjadi
sasaran utama kegiatan nasional ini. Adapun jumlah pos PIN Polio di 19
kecamatan, menurut istri bupati Tulungagung itu, sejumlah sekitar 1.240, tersebar
di seluruh Puskesmas, Posyandu, Polindes, maupun Poskesdes.
“Semoga dengan
adanya PIN Polio, seluruh ibu atau masarakat Tulungagung kususnya yang punya
balita semakin sadar bahwa imunisasi Polio itu sangat penting untuk mencegah Polio
dan juga supaya balita tidak tertular,” ungkapnya.
Ia juga
berharap, pelaksanaan PIN Polio di Tulungagung terlaksana lancar dan menjangkau
semua sasaran. Jika ada warga yang rumahnya sulit terjangkau, dia berharap para
petugas bisa mendatangi mereka.
“Kami dari Tim Penggerak
PKK kabupaten Tulungagung menghimbau masarakat Tulungagung supaya berbondong
bondong ke pos PIN Polio mulai tanggal 8-15 Maret,” katanya.
Pembukaan Pekan
Imunisasi Nasional [PIN] Polio dilakukan serentak seluruh Indonesia, Selasa
kemarin, 8/3/2016. Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, membuka kegiatan ini
bertempat di Taman Posyandu SERUNI II, desa Sumber Dadap, kecamatan
Pucanglaban.
Dr. Gatot DP.
Poerwanto kepala Dinas Kesehatan Tulungagung yang juga hadir di Taman Posyandu
SERUNI II kemarin menyampaikan, bagi masarakat yang pada hari kemarin belum
membawa balitanya, Gatot menghimbau dapat mengimunisasi Polio sampai tanggal 15
Maret. Jadi masih ada waktu, katanya.
Semua sasaran,
yang sudah masuk kategori balita mulai lahir sampai umur 59 bulan, diharapkan
semuanya bisa berimunisasi dengan tetes Polio di tempat pos masing masing yang
terdekat.
Sementara untuk
kasus Polio di Tulungagung, Gatot menyampaikan bahwa sekarang sudah tidak ada.
Sudah tidak ada Polio di Tulungagung, katanya. Sejak 2014, Indonesia sudah
bebas Polio.
Akan tetapi yang
sangat perlu diwaspadai adalah masuknya virus Polio dari luar negeri yang akan
menulari Indonesia. Menurut Gatot, sampai sekarang masih ada 3 negara di dunia
yang belum bebas Polio, yaitu Afganistan, Pakistan, dan Nigeria.
Gatot DP.
Poerwanto menambahkan, PIN Polio tahun 2016 yang dihelat serentak seluruh
Indonesia mulai tanggal 8-15 Maret, sebagai upaya menopang dunia mewujudkan
tahun 2018 Dunia bebas Polio.
Pembukaan PIN
Polio tahun 2016 di Tulungagung kemarin juga mendapat kunjungan Forum Kabupaten
Tulungagung Sehat yang dipimpin Didik Nurdian. Kunjungan itu merupakan bentuk
dukungan terhadap pelaksanaan PIN Polio tahun 2016 di Tulungagung.
Didik Nurdian
menyampaikan bahwasanya kesehatan Ibu dan Anak merupakan bagian terpenting
dalam kehidupan, utamanya untuk anak anak.
“Terkait
pencanangan PIN Polio utamanya di Tulungagung, ini merupakan moment penting
untuk kita semua bagaimana membawa anak anak lebih sehat, utamanya dalam
menyongsong masa depan mereka melalui hidup yang lebih baik dan lebih sehat,
hingga ahirnya mampu membangun keluarga sehat pula, menciptakan Tulungagung
yang sehat,” kata Didik Nurdian.
Sementara itu
ketua Tim Penggerak PKK desa Sumberdadap mengaku sangat gembira dan merasa
mendapat kehormatan karena tahun ini desanya berkesempatan menjadi tempat
pencanangan PIN Polio di Tulungagung yang diluncurkan bupati dan ketua tim
penggerak PKK kabupaten Tulungagung. Ia berharap kesehatan anak di desanya
dapat lebih diperhatikan lagi.
Di desa Sumberdadap,
menurut istri kepala desa Ahmad Zamanhuri itu, kegiatan Posyandu berjalan baik,
ada 4 Posyandu yang rutin mengadakan kegiatan tiap awal bulan mulai hari senin
sampai kamis atau selama 4 hari.
---------
SIWI SANG
lihat juga di:
No comments:
Post a Comment