Sejarah, Sastra, dan Jurnalis Warga

  • Thursday, March 10, 2016

    SEMARAK PIN POLIO 2016 DI TULUNGAGUNG



    Tiga boneka menampilkan adegan percakapan dalam sebuah kotak besar menyerupai televisi dominan warna oranye cerah, disaksikan lebih dari 50 anak balita bersama para ibunya, membahas bahaya penularan virus Polio.

     


     
    Boneka yang memerankan seorang perempuan petugas kesehatan berkata pada dua boneka yang memerankan ibu pemilik balita.

    Penyakit Polio itu merupakan penyakit berbahaya, menyerang susunan syaraf pusat yang disebabkan virus Polio. Akibatnya bisa menderita kelumpuhan. Penyebarannya melalui kotoran tinja manusia. Nah, apalagi adik adik sama ibu ibu malas cuci tangan. Ibu mau kalau anaknya seperti itu?

    Boneka yang memerankan seorang ibu menjawab heran, masa dampaknya seperti itu, Bu? Kalau seperti itu, ya ndak mau. Saya mau anak anak sehat.

    Demikian cuplikan pertunjukkan dalam acara pencanangan Pekan Imunisasi Nasional [PIN] Polio tahun 2016 di Tulungagung, Selasa kemarin, 8/3/2016, bertempat di Taman Posyandu SERUNI II, desa Sumber Dadap, kecamatan Pucanglaban, Tulungagung. 

    Beberapa kesempatan, tiga boneka itu melongok ke luar menyapa para penonton, membuat senang terutama para balita. Tak heran, meski acara mulai persiapan sampai pemberian imunisasi tetes Polio tuntas hampir tiga jam, para balita tidak banyak rewel.

    Selain sebagai sarana kampanye  pentingnya Imunisasi Polio, penampilan tiga boneka itu cukup menghibur para balita juga para ibu dari desa Sumberdadap dan beberapa desa sekitar. 


    Yeni, seorang ibu dari desa Demuk menyampaikan, kedatangannya ke pos PIN Polio di desa Sumberdadap karena untuk berjaga jaga supaya anaknya yang berusia 6 bulan tidak terkena penyakit  atau tertulari virus Polio. Ia mengaku senang hadir di acara itu, apalagi dapat bertemu langsung bupati Tulungagung.

    Pencanangan PIN Polio tahun 2016 di Tulungagung yang dipusatkan di desa Sumberdadap kemarin memang mendapat kunjungan rombongan bupati Tulungagung, Syahri Mulyo, SE, M.Si. Termasuk dalam rombongan itu, Wiwik Syahri Mulyo ketua Tim Penggerak PKK kabupaten Tulungagung beserta wakilnya Siuk Maryoto Bhirowo, serta para pengurus lain.

    Ketika tiba di lokasi, rombongan bupati disambut grup Reyog Kendang Tulungagung yang para pemainnya adalah anak anak sekolah di desa Sumberdadap. Para pemain Reyog Kendang Tulungagung ini kemudian tampil di halaman pendapa tempat berlangsungnya pemberian imunisasi tetes Polio. 

    Yang sangat menarik, selain lagu lagu tentang Tulungagung, beberapa lagu tema kesehatan seperti Imunisasi Polio dan Keluarga Berencana, mengalun mengiringi penampilan seni tradisi asli Tulungagung itu.

    Dalam acara itu, ketua Tim Penggerak PKK dan wakilnya, meneteskan imunisasi Polio kepada beberapa balita secara bergantian. Tidak ketinggalan bupati Tulungagung ikut pula memberikan tetes Polio kepada beberapa balita. 

    Selanjutnya seluruh balita melakukan penimbangan berat badan secara giliran lalu dilanjutkan pemberian imunisasi tetes Polio oleh petugas hingga tuntas acara.

    Wiwik Syahri Mulyo pada kesempatan itu menyampaikan, di Tulungagung terdapat  sekitar 66.140 anak balita yang menjadi sasaran utama kegiatan nasional ini. Adapun jumlah pos PIN Polio di 19 kecamatan, menurut istri bupati Tulungagung itu, sejumlah sekitar 1.240, tersebar di seluruh Puskesmas, Posyandu, Polindes, maupun Poskesdes.

    “Semoga dengan adanya PIN Polio, seluruh ibu atau masarakat Tulungagung kususnya yang punya balita semakin sadar bahwa imunisasi Polio itu sangat penting untuk mencegah Polio dan juga supaya balita tidak tertular,” ungkapnya.

    Ia juga berharap, pelaksanaan PIN Polio di Tulungagung terlaksana lancar dan menjangkau semua sasaran. Jika ada warga yang rumahnya sulit terjangkau, dia berharap para petugas bisa mendatangi mereka.

    “Kami dari Tim Penggerak PKK kabupaten Tulungagung menghimbau masarakat Tulungagung supaya berbondong bondong ke pos PIN Polio mulai tanggal 8-15 Maret,” katanya.

    Pembukaan Pekan Imunisasi Nasional [PIN] Polio dilakukan serentak seluruh Indonesia, Selasa kemarin, 8/3/2016. Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, membuka kegiatan ini bertempat di Taman Posyandu SERUNI II, desa Sumber Dadap, kecamatan Pucanglaban.

    Dr. Gatot DP. Poerwanto kepala Dinas Kesehatan Tulungagung yang juga hadir di Taman Posyandu SERUNI II kemarin menyampaikan, bagi masarakat yang pada hari kemarin belum membawa balitanya, Gatot menghimbau dapat mengimunisasi Polio sampai tanggal 15 Maret. Jadi masih ada waktu, katanya. 

    Semua sasaran, yang sudah masuk kategori balita mulai lahir sampai umur 59 bulan, diharapkan semuanya bisa berimunisasi dengan tetes Polio di tempat pos masing masing yang terdekat.

    Sementara untuk kasus Polio di Tulungagung, Gatot menyampaikan bahwa sekarang sudah tidak ada. Sudah tidak ada Polio di Tulungagung, katanya. Sejak 2014, Indonesia sudah bebas Polio.

    Akan tetapi yang sangat perlu diwaspadai adalah masuknya virus Polio dari luar negeri yang akan menulari Indonesia. Menurut Gatot, sampai sekarang masih ada 3 negara di dunia yang belum bebas Polio, yaitu Afganistan, Pakistan, dan Nigeria.

    Gatot DP. Poerwanto menambahkan, PIN Polio tahun 2016 yang dihelat serentak seluruh Indonesia mulai tanggal 8-15 Maret, sebagai upaya menopang dunia mewujudkan tahun 2018 Dunia bebas Polio.

    Pembukaan PIN Polio tahun 2016 di Tulungagung kemarin juga mendapat kunjungan Forum Kabupaten Tulungagung Sehat yang dipimpin Didik Nurdian. Kunjungan itu merupakan bentuk dukungan terhadap pelaksanaan PIN Polio tahun 2016 di Tulungagung.

    Didik Nurdian menyampaikan bahwasanya kesehatan Ibu dan Anak merupakan bagian terpenting dalam kehidupan, utamanya untuk anak anak.

    “Terkait pencanangan PIN Polio utamanya di Tulungagung, ini merupakan moment penting untuk kita semua bagaimana membawa anak anak lebih sehat, utamanya dalam menyongsong masa depan mereka melalui hidup yang lebih baik dan lebih sehat, hingga ahirnya mampu membangun keluarga sehat pula, menciptakan Tulungagung yang sehat,” kata Didik Nurdian.

    Sementara itu ketua Tim Penggerak PKK desa Sumberdadap mengaku sangat gembira dan merasa mendapat kehormatan karena tahun ini desanya berkesempatan menjadi tempat pencanangan PIN Polio di Tulungagung yang diluncurkan bupati dan ketua tim penggerak PKK kabupaten Tulungagung. Ia berharap kesehatan anak di desanya dapat lebih diperhatikan lagi. 

    Di desa Sumberdadap, menurut istri kepala desa Ahmad Zamanhuri itu, kegiatan Posyandu berjalan baik, ada 4 Posyandu yang rutin mengadakan kegiatan tiap awal bulan mulai hari senin sampai kamis atau selama 4 hari.

    ---------

    SIWI SANG

    lihat juga di:


    No comments:

    Post a Comment