Sejarah, Sastra, dan Jurnalis Warga

  • Tuesday, June 6, 2017

    Rumah Reot Mbah Juab Menggerakkan Lintas Komunitas Banjarnegara Bedah Rumah di Desa Derik Susukan [1]

    Namanya mbah Juab. Nenek 85 tahun itu merupakan warga desa Derik kecamatan Susukan kabupaten Banjarnegara. Suaminya telah lama meninggal. Kasim, satu satunya anak lakinya tinggal bersama keluarga di Kemangkon Purbalingga. Mbah Juab tinggal sendiri menempati rumah reot hampir roboh berdinding papan kayu dan anyaman bambu yang jebol keropos di beberapa bagian.



    Mbah Juab tidak punya penghasilan tetap. Selama ini kebutuhan saban hari banyak mendapat sokongan dari Kasim yang masih rutin berkunjung.

    Nenek yang sudah memiliki beberapa cucu buyut itu juga tidak menanam di kebun pekarangan dan memelihara ternak sebagaimana kebanyakan warga desa lainnya.

    Oleh karena itu, selain sokongan anaknya, Mbah Juab masih berusaha mencukupi kebutuhannya melakukan beberapa pekerjaan seperti mbawon atau ngasak ketika tiba musim panen padi di desa.

    Yang selama ini dipikirkan mbah Juab adalah bagaimana kebutuhan makan saban hari tercukupi. Kebutuhan lain nyaris tidak dihiraukan seperti perabotan rumah dan ndandani atau memerbaiki rumah beratap bolong bolong berdinding jebol sana sini. Kalau hujan bocor dan jika malam tiba, tentu saja angin dingi leluasa menerabas masuk rumah.

    Kehidupan serba ala kadarnya itu sudah biasa mbah Juab hadapi. Tapi bagi para relawan yang tergabung dalam Lintas Komunitas Banjarnegara, keadaan mbah Juab telah menggerakkan nurani dan empati untuk berbagi rejeki melakukan penggalangan dana ikut serta dalam acara Bedah Rumah bersama pemerintah desa Derik.











    Bedah Rumah mbah Juab pada awalnya mendapat sokongan dana dari  pemerintah daerah Banjarnegara. Bertindak sebagai pelaksana adalah pemerintah desa Derik.  Tetapi dana itu masih belum mencukupi untuk membangun rumah mbah Juab. Lintas Komunitas Banjarnegara yang lebih dulu merencanakan Bedah Rumah mbah Juab ahirnya memutuskan untuk melanjutkan penggalangan dana untuk menambah kecukupan biaya Bedah Rumah. Perwakilan Lintas Komunitas Banjarnegara kemudian menyerahkan langsung hasil penggalangan dana kepada kepala desa Derik.

    Tanggal 28 Mei 2018, Bedah Rumah mbah Juab dimulai.

    Sariman yang melakukan pembangunan rumah menyampaikan, rumah mbah Juab direncanakan selesai sebelum hari raya Idul Fitri mendatang. Sariman membangun rumah mbah Juab dibantu 2 warga desa Derik dan Kasim.

    Ukuran rumah 5x5 meter berisi ruang tamu, ruang keluarga, dan ruang tidur. Sedangkan ruang dapur terpisah di bagian belakang. Bangunan rumah mbah Juab rencananya terbuat dari dinding batu bata, bagian atapnya dari baja ringan dan seng.

    Menerima keberuntungan rumah reotnya dibangun lebih bagus dan lebih nyaman, mbah Juab merasa bungah sekaligus bingung.

    Kata mbah Juab, bingungnya karena pada awalnya harus mikir sendiri. Sedangkan bungahnya, karena sekarang sudah ada yang mbolongi atau mengurangi kebingungan, sehingga pikirannya ikut bolong.

    Kasir bercerita, jika mbah Juab merasa seperti ketiban pulung. Menurut lelaki 56 tahun itu, mbah Juab punya niatan, jika kelak pembangunan rumahnya selesai, berniat mengadakan selamatan membuat tumpeng sebagai rasa sukur kepada Alloh yang melalui para relawan dan pemerintah telah tergerak melakukan Bedah Rumah.

    Kepada para relawan Lintas Komunitas Banjarnegara, mbah Juab hanya mampi menyampaikan terima kasih dan memuji doa semoga para dermawan senantiasa mendapat kelimpahan rejeki dan keberkahan.



    Mbah Juab tidak pernah membayangkan jika di ujung usianya masih berkesempatan memiliki rumah berdinding bata dan beratap baja.

    Kini mbah Juab sedang menunggu rumahnya selesai dibangun. Kenangannya pada rumah reot berdinding kayu dan anyaman bambu yang bolong bolong siap menjadi kisah cerita masa lalu. Kini mbah Juab siap membuka kisah cerita di masa lanjut usianya bersama rumah layak huni berdinding batu bata beratap baja. [BERSAMBUNG]

    Sumber tulisan : http://theblangsakan.blogspot.co.id/2017/06/rumah-reot-mbah-juab-menggerakkan.html

    No comments:

    Post a Comment