Namanya mbah Juab. Nenek 85 tahun itu merupakan
warga desa Derik kecamatan Susukan kabupaten Banjarnegara. Suaminya telah lama
meninggal. Kasim, satu satunya anak lakinya tinggal bersama keluarga di
Kemangkon Purbalingga. Mbah Juab tinggal sendiri menempati rumah reot hampir
roboh berdinding papan kayu dan anyaman bambu yang jebol keropos di beberapa
bagian.
Mbah Juab tidak punya penghasilan tetap. Selama ini
kebutuhan saban hari banyak mendapat sokongan dari Kasim yang masih rutin
berkunjung.
Nenek yang sudah memiliki beberapa cucu buyut itu
juga tidak menanam di kebun pekarangan dan memelihara ternak sebagaimana kebanyakan
warga desa lainnya.
Oleh karena itu, selain sokongan anaknya, Mbah Juab
masih berusaha mencukupi kebutuhannya melakukan beberapa pekerjaan seperti
mbawon atau ngasak ketika tiba musim panen padi di desa.
Yang selama ini dipikirkan mbah Juab adalah
bagaimana kebutuhan makan saban hari tercukupi. Kebutuhan lain nyaris tidak
dihiraukan seperti perabotan rumah dan ndandani atau memerbaiki rumah beratap
bolong bolong berdinding jebol sana sini. Kalau hujan bocor dan jika malam
tiba, tentu saja angin dingi leluasa menerabas masuk rumah.
Kehidupan serba ala kadarnya itu sudah biasa mbah
Juab hadapi. Tapi bagi para relawan yang tergabung dalam Lintas Komunitas
Banjarnegara, keadaan mbah Juab telah menggerakkan nurani dan empati untuk
berbagi rejeki melakukan penggalangan dana ikut serta dalam acara Bedah Rumah
bersama pemerintah desa Derik.
Bedah Rumah mbah Juab pada awalnya mendapat sokongan
dana dari pemerintah daerah Banjarnegara. Bertindak sebagai pelaksana
adalah pemerintah desa Derik. Tetapi dana itu masih belum mencukupi untuk
membangun rumah mbah Juab. Lintas Komunitas Banjarnegara yang lebih dulu
merencanakan Bedah Rumah mbah Juab ahirnya memutuskan untuk melanjutkan
penggalangan dana untuk menambah kecukupan biaya Bedah Rumah. Perwakilan Lintas
Komunitas Banjarnegara kemudian menyerahkan langsung hasil penggalangan dana
kepada kepala desa Derik.
Tanggal 28 Mei 2018, Bedah Rumah mbah Juab dimulai.
Sariman yang melakukan pembangunan rumah
menyampaikan, rumah mbah Juab direncanakan selesai sebelum hari raya Idul Fitri
mendatang. Sariman membangun rumah mbah Juab dibantu 2 warga desa Derik dan
Kasim.
Ukuran rumah 5x5 meter berisi ruang tamu, ruang
keluarga, dan ruang tidur. Sedangkan ruang dapur terpisah di bagian belakang.
Bangunan rumah mbah Juab rencananya terbuat dari dinding batu bata, bagian atapnya
dari baja ringan dan seng.
Menerima keberuntungan rumah reotnya dibangun lebih
bagus dan lebih nyaman, mbah Juab merasa bungah sekaligus bingung.
Kata mbah Juab, bingungnya karena pada awalnya harus
mikir sendiri. Sedangkan bungahnya, karena sekarang sudah ada yang mbolongi
atau mengurangi kebingungan, sehingga pikirannya ikut bolong.
Kasir bercerita, jika mbah Juab merasa seperti
ketiban pulung. Menurut lelaki 56 tahun itu, mbah Juab punya niatan, jika kelak
pembangunan rumahnya selesai, berniat mengadakan selamatan membuat tumpeng
sebagai rasa sukur kepada Alloh yang melalui para relawan dan pemerintah telah
tergerak melakukan Bedah Rumah.
Kepada para relawan Lintas Komunitas Banjarnegara,
mbah Juab hanya mampi menyampaikan terima kasih dan memuji doa semoga para
dermawan senantiasa mendapat kelimpahan rejeki dan keberkahan.
Mbah Juab tidak pernah membayangkan jika di ujung
usianya masih berkesempatan memiliki rumah berdinding bata dan beratap baja.
Kini mbah Juab sedang menunggu rumahnya selesai
dibangun. Kenangannya pada rumah reot berdinding kayu dan anyaman bambu yang
bolong bolong siap menjadi kisah cerita masa lalu. Kini mbah Juab siap membuka
kisah cerita di masa lanjut usianya bersama rumah layak huni berdinding batu
bata beratap baja. [BERSAMBUNG]
Sumber tulisan : http://theblangsakan.blogspot.co.id/2017/06/rumah-reot-mbah-juab-menggerakkan.html
Sumber tulisan : http://theblangsakan.blogspot.co.id/2017/06/rumah-reot-mbah-juab-menggerakkan.html
No comments:
Post a Comment