Sejarah, Sastra, dan Jurnalis Warga

  • Friday, April 21, 2017

    ATLAS WALISONGO Soal Tafsir Sejarah Lumajang Kerajaan Islam tertua di Jawa Harus Dikaji Ulang

    Ini sambungan catatan saya sebelumnya dalam rangka mempersoalkan tafsir sejarah kyai Agus Sunyoto dalam buku Atlas Walisongo tentang Lumajang sebagai kerajaan Islam pertama di tanah Jawa.

    Pada catatan sebelumnya [ http://www.siwisangnusantara.web.id/2017/02/tafsir-sejarah-lumajang-kesultanan.html ], saya telah menulis dengan judul Tafsir Sejarah Lumajang Kerajaan Islam tertua di Jawa Harus Dikaji Ulang. Judul itu berangkat dari kesimpulan yang telah saya tarik setelah saya membaca ulang tulisan Agus Sunyoto dalam buku Atlas Walisongo edisi revisi cetakan IV Desember 2016 bab 4: Lumajang Kerajaan Islam Tertua di Jawa.

    Saya SIWI SANG mengatakan, tafsir sejarah Lumajang sebagai kerajaan Islam tertua di Jawa harus dikaji ulang, karena menurut analisa saya, tafsir itu tidak didukung sumber data sejarah akurat dan masuk akal. Tafsir itu juga berpotensi membelokkan atau mengaburkan pemahaman kita tentang kesejarahan Lumajang dalam kaitannya dengan ketokohan Arya Wiraraja dan sejarah Islam Nusantara.

    Tanpa mengurangi rasa hormat dan kagum pada kyai Agus Sunyoto sebagai sejarawan Islam Nusantara terkemuka, pada kesempatan ini saya akan menampilkan dulu beberapa pendapat beliau dalam buku Atlas Walisongo kaitannya dengan sejarah Lumajang yang menurut saya harus dibenahi.

    Beberapa catatan penting #tafsir #Sejarah #AgusSunyoto dalam #AtlasWalisongo antaranya:

    1] Menurut penafsiran Agus Sunyoto dalam buku Atlas Walisongo, Nararya Kirana adalah putra kandung sri #maharaja Seminingrat Jayawisnuwardhana atau kakak kandung sri #kertanagara.

    Pendapat SIWI SANG: kyai Agus Sunyoto telah keliru menerjemahkan dan menafsirkan isi #prasasti Mula Malurung 1255M soal Nararya Kirana raja di #lumajang.

    Dalam prasasti Mula Malurung, Nararya Kirana bukan putra kandung sri maharaja Seminingrat. Tetapi SAKSAT ATMAJA atau seperti anak atau Nararya Kirana dianggap sebagai putra sebagaimana putra kandung lainnya oleh sri maharaja Seminingrat. Penafsiran saya, kenapa raja Seminingrat menganggap Nararya Kirana seperti anak sendiri, kemungkinan besar ayah Nararya Kirana adalah salah satu saudara raja Seminingrat yang telah wafat pada tahun 1255 M atau pada saat keluar prasasti Mula Malurung.

    Bandingkan saja dengan sri Kertanagara yang dalam prasasti Mula Malurung ditulis sangat jelas sebagai putra [putra kandung] raja Seminingrat].

    Semoga ini dapat membenahi tafsir kyai Agus Aunyoto soal silsilah pararaja Tumapel Singasari wabilkusus Nararya Kirana raja Lumajang.

    Lempeng 7.a. prasasti Mula Malurung

    ..... sira nararyya kirana SAKSAT ATMAJA nira nararyya smi ning rat pinratista juru lamajang pinasanaken jagat palaka nkaneng nagara lamajang sira nararyya murddhaja atmaja nira muwah sira sri krtanagara nama niran inabhiseka pinasanaken nkaneng manikanaka sinhasana ring nagara daha sinewita ning bhumi kadiri sira turuk bali putri nira nararyya smi ning rat pinaka parameswari nira sri jayakatyeng saksat kapwanakan ira nararyya smi ning rat sira pinratista nkaneng manikanaka sinhasana maka nagare glang glang sinewita dai nikang sakala bhumi wurawan .... [ http://www.siwisangnusantara.web.id/2016/03/prasasti-mula-malurung-1255m.html]

    2] Agus Sunyoto dalam buku ATLAS WALISONGO berpendapat atau berteori bahwa Arya Wiraraja adalah keponakan sekaligus menantu raja #madura Nararya Kulup Kuda.

    Catatan saya: tidak ada satu sumber sejarah baik prasasti maupun naskah yang menyebut jelas atau memberi tanda bahwa #aryawiraraja sebagai keponakan apalagi menantu Nararya Kulup Kuda.

    3] Agus Sunyoto dalam buku ATLAS WALISONGO berpendapat atau menafsirkan Arya Wiraraja sebagai putra kandung Nararya Kirana raja Lumajang 1255M.

    Pendapat SIWI SANG: tidak ada sumber yang mengatakan atau mengindikasikan Nararya Kirana berputra Arya Wiraraja.

    Justru asal usul Arya Wiraraja hanya terdapat dalam Serat Pararaton, yang memberitakan Arya Wiraraja putra seorang buyut [sekelas kepala desa] di daerah bernama Nangka.

    Serat Pararaton: siraji kertanagara sira anjeneng prabhu abhiseka bhatara siwabuddha. hana ta wongira babatanganira buyut ing nangka aran banyak wide sinungan pasenggahan arya wiraraja arupa tan kandel denira dinohaken kinon adhipati ring sungenep anger ing madura wetan.

    Naskah Serat Pararaton mengabarkan Arya Wiraraja keturunan seorang buyut dari daerah bernama Nangka.

    Sementara Agus Sunyoto dalam buku #atlaswalisongo, entah apa dasarnya mencoba menghubungkan Arya Wiraraja dengan trah Tumapel Singasari dengan menempatkannya sebagai putra Nararya Kirana raja Lumajang 1255M.

    Pendapat Agus Sunyoto tersebut jelas bertentangan dengan berita Serat Pararaton perihal asal usul Arya Wiraraja dan bertentangan dengan prasasti Mula Malurung 1255M perihal Nararya Kirana raja Lumajang.

    4] Arya Wiraraja adalah seorang muslim atau penganut Islam sejak di #singasari atau sebelum jadi adipati #sumenep.

    Catatan saya: Kalo memang Arya Wiraraja seorang muslim sejak di Singasari, kenapa pula beliau Agus Sunyoto tidak menempatkan Songenep atau Sumenep sebagai suatu kerajaan Islam jaman Singasari? 

    Catatan untuk menyanggah teori Agus Sunyoto bahwa Arya Wiraraja seorang tokoh Singasari yang beragama Islam akan saya tampilkan pada kesempatan selanjutnya. Inilah sebenarnya yang menjadi pangkal  atau dasar utama ada teori Lumajang sebagai kerajaan Islam tertua di tanah Jawa.

    BERSAMBUNG

    ATLAS WALISONGO Soal Tafsir Sejarah Lumajang Kerajaan Islam tertua di Jawa Harus Dikaji Ulang 

    No comments:

    Post a Comment