Ini
sambungan catatan saya sebelumnya dalam rangka mempersoalkan tafsir sejarah
kyai Agus Sunyoto dalam buku Atlas Walisongo tentang Lumajang sebagai kerajaan
Islam pertama di tanah Jawa.
Pada
catatan sebelumnya [ http://www.siwisangnusantara.web.id/2017/02/tafsir-sejarah-lumajang-kesultanan.html ], saya telah menulis dengan judul Tafsir Sejarah Lumajang
Kerajaan Islam tertua di Jawa Harus Dikaji Ulang. Judul itu berangkat dari
kesimpulan yang telah saya tarik setelah saya membaca ulang tulisan Agus
Sunyoto dalam buku Atlas Walisongo edisi revisi cetakan IV Desember 2016 bab 4:
Lumajang Kerajaan Islam Tertua di Jawa.
Saya SIWI SANG mengatakan, tafsir sejarah Lumajang sebagai kerajaan Islam tertua di Jawa harus
dikaji ulang, karena menurut analisa saya, tafsir itu tidak didukung sumber
data sejarah akurat dan masuk akal. Tafsir itu juga berpotensi membelokkan atau mengaburkan pemahaman kita tentang kesejarahan Lumajang dalam kaitannya dengan ketokohan Arya Wiraraja dan sejarah Islam Nusantara.
Tanpa
mengurangi rasa hormat dan kagum pada kyai Agus Sunyoto sebagai sejarawan Islam
Nusantara terkemuka, pada kesempatan ini saya akan menampilkan dulu beberapa
pendapat beliau dalam buku Atlas Walisongo kaitannya dengan sejarah Lumajang
yang menurut saya harus dibenahi.
1] Menurut
penafsiran Agus Sunyoto dalam buku Atlas Walisongo, Nararya Kirana adalah putra
kandung sri #maharaja Seminingrat Jayawisnuwardhana atau
kakak kandung sri #kertanagara.
Pendapat SIWI SANG: kyai Agus Sunyoto telah keliru menerjemahkan dan menafsirkan isi #prasasti Mula Malurung 1255M soal Nararya Kirana
raja di #lumajang.
Dalam
prasasti Mula Malurung, Nararya Kirana bukan putra kandung sri maharaja Seminingrat.
Tetapi SAKSAT ATMAJA atau seperti anak atau Nararya Kirana dianggap sebagai
putra sebagaimana putra kandung lainnya oleh sri maharaja Seminingrat. Penafsiran
saya, kenapa raja Seminingrat menganggap Nararya Kirana seperti anak sendiri,
kemungkinan besar ayah Nararya Kirana adalah salah satu saudara raja
Seminingrat yang telah wafat pada tahun 1255 M atau pada saat keluar prasasti
Mula Malurung.
Bandingkan
saja dengan sri Kertanagara yang dalam prasasti Mula Malurung ditulis sangat
jelas sebagai putra [putra kandung] raja Seminingrat].
Semoga ini
dapat membenahi tafsir kyai Agus Aunyoto soal silsilah pararaja Tumapel
Singasari wabilkusus Nararya Kirana raja Lumajang.
Lempeng
7.a. prasasti Mula Malurung
.....
sira nararyya kirana SAKSAT ATMAJA nira nararyya smi ning rat pinratista juru
lamajang pinasanaken jagat palaka nkaneng nagara lamajang sira nararyya
murddhaja atmaja nira muwah sira sri krtanagara nama niran inabhiseka
pinasanaken nkaneng manikanaka sinhasana ring nagara daha sinewita ning bhumi
kadiri sira turuk bali putri nira nararyya smi ning rat pinaka parameswari nira
sri jayakatyeng saksat kapwanakan ira nararyya smi ning rat sira pinratista
nkaneng manikanaka sinhasana maka nagare glang glang sinewita dai nikang sakala
bhumi wurawan .... [ http://www.siwisangnusantara.web.id/2016/03/prasasti-mula-malurung-1255m.html]
2] Agus
Sunyoto dalam buku ATLAS WALISONGO berpendapat atau berteori bahwa Arya Wiraraja
adalah keponakan sekaligus menantu raja #madura Nararya Kulup Kuda.
Catatan
saya: tidak ada satu sumber sejarah baik prasasti maupun naskah yang menyebut
jelas atau memberi tanda bahwa #aryawiraraja sebagai keponakan apalagi menantu Nararya
Kulup Kuda.
3] Agus
Sunyoto dalam buku ATLAS WALISONGO berpendapat atau menafsirkan Arya Wiraraja sebagai
putra kandung Nararya Kirana raja Lumajang 1255M.
Pendapat SIWI SANG: tidak ada sumber yang mengatakan atau mengindikasikan Nararya Kirana
berputra Arya Wiraraja.
Justru
asal usul Arya Wiraraja hanya terdapat dalam Serat Pararaton, yang memberitakan
Arya Wiraraja putra seorang buyut [sekelas kepala desa] di daerah bernama Nangka.
Serat Pararaton:
siraji kertanagara sira anjeneng prabhu abhiseka bhatara siwabuddha. hana ta
wongira babatanganira buyut ing nangka aran banyak wide sinungan pasenggahan
arya wiraraja arupa tan kandel denira dinohaken kinon adhipati ring sungenep
anger ing madura wetan.
Naskah
Serat Pararaton mengabarkan Arya Wiraraja keturunan seorang buyut dari daerah
bernama Nangka.
Sementara
Agus Sunyoto dalam buku #atlaswalisongo, entah apa dasarnya mencoba
menghubungkan Arya Wiraraja dengan trah Tumapel Singasari dengan menempatkannya
sebagai putra Nararya Kirana raja Lumajang 1255M.
Pendapat
Agus Sunyoto tersebut jelas bertentangan dengan berita Serat Pararaton perihal
asal usul Arya Wiraraja dan bertentangan dengan prasasti Mula Malurung 1255M
perihal Nararya Kirana raja Lumajang.
4] Arya Wiraraja
adalah seorang muslim atau penganut Islam sejak di #singasari atau sebelum jadi adipati #sumenep.
Catatan
saya: Kalo memang Arya Wiraraja seorang muslim sejak di Singasari, kenapa pula
beliau Agus Sunyoto tidak menempatkan Songenep atau Sumenep sebagai suatu
kerajaan Islam jaman Singasari?
Catatan untuk menyanggah teori Agus Sunyoto bahwa Arya Wiraraja seorang tokoh Singasari yang beragama Islam akan saya tampilkan pada kesempatan selanjutnya. Inilah sebenarnya yang menjadi pangkal atau dasar utama ada teori Lumajang sebagai kerajaan Islam tertua di tanah Jawa.
Catatan untuk menyanggah teori Agus Sunyoto bahwa Arya Wiraraja seorang tokoh Singasari yang beragama Islam akan saya tampilkan pada kesempatan selanjutnya. Inilah sebenarnya yang menjadi pangkal atau dasar utama ada teori Lumajang sebagai kerajaan Islam tertua di tanah Jawa.
BERSAMBUNG
ATLAS WALISONGO Soal Tafsir Sejarah Lumajang Kerajaan Islam tertua di Jawa Harus Dikaji Ulang |
No comments:
Post a Comment