Sejarah, Sastra, dan Jurnalis Warga

  • Wednesday, July 16, 2014

    WAJAH GROMPAL CANDI SANGGRAHAN TULUNGAGUNG


    Candi Sanggrahan atau candi Cungkup terletak di dusun Sanggrahan, desa Sanggrahan, kecamatan Boyolangu, Tulungagung. Candi berbahan batu andesit ini, sejak diketemukan, bentuk bangunan utama masih cukup baik, hanya pada bagian atasnya sudah grompal. 

     


    kalo ini poto jepretan mas Yudi pendesain cover buku GIRINDRA:Pararaja Tumapel-Majapahit [Siwi Sang] dan buku Serpihan Sejarah Tulungagung [Haris Daryono Alihaji]

    Kedudukan candi Sanggrahan, sebagaimana namanya, merupakan tempat untuk mesanggrah rombongan istana yang mengikuti prosesi perabuan Rajapatni dyah Gayatri di candi Dadi. Rombongan Majapahit mendirikan perkemahan di areal candi Sanggrahan yang memang berhalaman luas, berpagar keliling dan terdapat saluran air. Dan ketika abu jenazah Rajapatni dyah Gayatri ditanam di Boyolangu, rombongan istana juga menggunakan candi Sanggrahan sebagai tempat mesanggrah atau berkemah karena pada waktu itu lokasi wilayah antara candi Sanggrahan dengan Boyolangu merupakan daerah rawa. Untuk menuju candi Boyolangu harus menaiki perahu. Begitu pula ketika berjiarah ke candi Boyolangu, rombongan istana mesanggrah di candi Cungkup. [buku GIRINDRA:Pararaja Tumapel-Majapahit hal. 177 , Siwi Sang, 2013].

    Candi Sanggrahan dikelilingi dinding bujur sangkar tersusun dari batu bata dan berhalaman luas. Posisi candi menghadap barat. Pada dinding candi bagian bawah atau kaki candi terdapat 38 panil relief aneka hewan seperti singa. 

    Aneka relief hewan itu, menurut SIWI SANG, diperkirakan merupakan gambaran figur figur utama tokoh hewan dalam naskah TANTRI KAMANDAKA, dimana naskah ini berkisah tentang dunia hewan atau fabel. Meski demikian perlu adanya kajian lanjut soal relief relief unik ini.

    Terdapat tangga naik di tengah dinding batu bata yang berada di barat atau depan candi utama. Tangga ini memiliki sembilan anak tangga. 

    Tangga naik ini tidak segaris lurus dengan kedudukan tangga candi yang sudah grompal. 

    Tinggi tangga pada bagian ini sekitar dua meter. Pada bagian ini terlihat jelas bahwa tanah halaman di depan dinding memanjang bertangga naik berada di bawah halaman candi Sanggrahan.

    Dengan kata lain, candi Sanggrahan dan halaman di bagian dalam dinding yang mengelilinginya memiliki kedudukan lebih tinggi sekitar dua meter dari areal tanah di sekitar candi.

    Kalau dicermati memang terlihat unik.Ini tugas ahli arkeologi untuk merekonstruksi ulang bangunan candi Sanggrahan. Mengapa halaman candi Sanggrahan lebih tinggi dari tanah di luar dinding bujur sangkar itu.  

    Di kanan kiri bagian atas tangga naik pada dinding batu bata di sisi barat candi Sanggrahan terapit dua bangunan batu bata yang kini setinggi sekitar semeter membentuk semacam dinding memanjang. Dugaan sementara dua bagunan ini merupakan gerbang atau gapura masuk halaman candi Sanggrahan.

    Di timur candi terdapat  dua bangunan terbuat dari batu bata dan saluran air. Dua bangunan batu bata ini diperkirakan sebagai candi perwara atau candi pengiring candi utama.
     

    kotak kotak kecil di bagian kaki candi itu mengelilingi sekujur candi sampai kanan kiri tangga bagian depan. kotak kotak itu masing masing berisi satu relief hewan. ini bagian belakang dan utara. meja batu bundar itu ada di belakang candi.


    bagian belakang candi Sanggrahan


    ini bukan relief harimau atau macan karena ada motif rambut di leher. ini adalah relief hewan singa. Raja Singa dalam naskah Tantri kamandaka?









    tangga naik berjumlah 9 anak tangga yang berada di sisi barat candi Sanggrahan



    dinding di depan candi Sanggrahan yang ada tangga naiknya



     








    tampak saluran air dan dua sisa bangunan batu bata serta tumpukkan batu andesit terletak di sisi timur candi utama atau belakang candi

    Pada halaman candi pernah ditemukan beberapa arca Boddha, sehingga banyak sejarawan menyimpulkan situs ini bangunan peninggalan agama Boddha.   

    Tidak ditemukan angka tahun di sekitar areal candi Cungkup. Beberapa sejarawan menduga candi Cungkup merupakan peninggalan jaman Majapahit, berdasarkan bekas bangunan di bagian pintu gerbang dan di belakang candi serta bangunan dinding areal candi yang terbuat dari batu bata. Akan tetapi jika melihat bangunan candi utama yang terbuat dari batu andesit, sangat mungkin candi Cungkup sudah dibangun sebelum jaman Majapahit. Dugaan yang lebih masuk akal, areal candi Cungkup dibangun pada dua masa berbeda.[GIRINDRA:Pararaja Tumapel-Majapahit hal 176, Siwi Sang, 2013]

    Menjadi pertanyaan juga, apakan setiap bangunan yang tersusun dari batu bata di Jawa Timur pasti peninggalan jaman Majapahit.

    Dan apakah bangunan berbahan batu andesit di Jawa Timur termasuk Tulungagung menandakan sebagai peninggalan sebelum Majapahit. 

    Bagaimanapun, identifikasi soal kapan persisnya pembangunan candi Sanggrahan masih belum tuntas. Selain tidak ditemukan angka tahun, keberadaan candi Sanggrahan juga tidak termuat dengan jelas dalam prasasti atau naskah seperti kakawin negarakertagama, berbeda dengan candi Boyolangu tempat pendharmaan Kertarajasapatni atau Rajapatni dyah Gayatri yang termuat dalam kakawin Negarakertagama. 

    Lagi lagi tugas besar para ahli arkeologi dan sejarawan untuk mengadakan penelitian lanjut soal latar belakang sejarah keberadaan candi Sanggrahan.  































    ________

    Siwi Sang

    Lihat juga di:
    http://www.kompasiana.com/siwisang/menengok-wajah-grompal-candi-sanggrahan-tulungagung_54f6a9bea3331104568b45e6

    catatan ini telah dilengkapi atau direvisi pada 29/3/2016

    No comments:

    Post a Comment