Pada catatan saya sebelumnya, http://www.siwisangnusantara.web.id/2016/10/menjadi-penulis-itu-tidak-gampang-2.html
saya menulis bahwasanya di Abad Digital begini, bukan jaman lagi Penulis buku
atau bagi kita yang ingin menjadi Penulis untuk membenci internet atau gagal
paham soal internet, baik melalui Medsos atau Media Digital.
buku sejarah |
Memang betul. Internet jaman Abad Digital begini
terasa sangat penting. termasuk bagi kita para penulis buku atau bagi kita yang
ingin menjadi penulis.
Apalagi bagi kita yang ingin menjadi seorang BLOGGER.
mau tidak mau harus berkarib karib dengan Internet.
Lucu dan akan ditertawakan dunia seisinya jika kita
cita cita jadi seorang BLOGGER tapi tidak tau caranya minimal
posting tulisan ke blog.
Bagi yang ingin jadi Penulis cerpen atau artikel di
Koran cetak misalnya, kita juga harus berkarib karib dengan Internet. Karena
rata rata Media cetak jaman sekarang menerima kiriman tulisan melalui email.
Bagi yang ingin jadi penulis buku, tak perlu
ditanya lagi betapa harus lebih berkarib karib dengan Internet.
Media Internet juga sangat cocok sebagai media kita
mengasah kemampuan kepenulisan apapun gaya dan genrenya.
Menjadi Penulis itu tidak gampang karena kita harus
BERLATIH atau MENGASAH terus menerus dan salah satu tempat kita mengasah
kemampuan menulis kita adalah melalui media Internet.
Kita manfaatkan Media Sosial dan Media Digital
seperti website dan blog pribadi sebagai media pesta pora kreasi kepenulisan
kita.
Kita jadikan akun Media Sosial kita seperti Fesbuk
sebagai portal berita atau koran harian atau majalah mingguan.
Kita jadikan blog pribadi yang gratisan seperti
blogspot.com sebagai portal berita atau Koran Digital kepunyaan kita pribadi
yang kita isi sebebas bebasnya.
Bebas di sini bukan berarti tanpa aturan.
Menjadi Penulis itu tidak Gampang karena ada ATURAN
yang harus kita patuhi.
Kita bebas menulis tema apa saja genre apa saja
tapi tetap harus menganuti tata aturan kepenulisan yang baik, sopan, beretika,
tidak main serobot sana sini alias main kopas atau kopi paste tulisan orang
lain tanpa permisi.
Nah ini dia!
Dengan kita mampu menggunakan Internet secara baik,
kita akan semakin tau dan paham bahwa kita pasti cepat ketauan belangnya jika
kita kopas tanpa permisi tulisan orang lain di Internet.
Ada banyak kasus seorang penulis di media cetak
yang kena malu karena ketauan bahwa tulisannya hasil kopas tulisan orang lain
di Internet.
Pada kesempatan ini, sebenarnya saya belum ingin
terlalu panjang menjelaskan kenapa seorang penulis buku atau kita yang ingin
menjadi penulis harus berkarib karib dengan yang namanya internet dengan kata
kunci INTERNET CAKAP [Cerdas, Kreatif, & Produktif].
Pada kesempatan ini, saya sebenarnya ingin
menyampaikan, bahwasanya, kita semua dapat potensi menjadi penulis buku
berangkat dari kebiasaan dan kegemaran kita menulis di internet dengan beragam
tema sesuai kecenderungan masing masing.
Jika kita suka menulis tema seni dan budaya,
kita kelak dapat menulis buku tentang seni dan budaya.
Jika kita suka menulis tema wisata atau kuliner,
kita kelak juga dapat menulis buku tentang wisata atau kuliner.
Jika kita suka ngocok perut atau suka menulis
humor, kita juga kelak dapat menulis buku yang isinya tentang perkocokan perut
atau perhumoran seperti Raditya Dika itu.
Jika kita suka menulis artikel tentang sejarah,
maka kita juga punya potensi sebagai penulis buku sejarah seperti saya.
Buku saya tafsir sejarah GIRINDRA: Pararaja
Tumapel-Majapahit terbitan tahun 2013, saya sadari betul itu lahir karena saya
suka menulis atau mengunggah tulisan tema sejarah melalui Media Sosial fesbuk
dan Media Digital seperti Kompasiana dan blog pribadi saya yang pada awalnya
saya bangun sebagai blog kusus sejarah.
Bagaimana setrategi kita mengemas tulisan tulisan
kita di Media Sosial dan blog pribadi menjadi karya tulis bentuk buku yang
layak baca dan layak jual, akan saya sampaikan lain kesempatan saja.
Karena setelah ini saya akan kembali sampaikan soal
16 JUDUL BUKU yang rencana saya susun
dalam waktu setahun dengan dasar saya telah mengantongi seluruh sarat dan modal
yang diperlukan untuk menyelesaikan penulisan 16 buku itu.
===============
SIWI SANG
BERSAMBUNG
Featured Post
Tafsir Sejarah Lumajang Kesultanan Islam Tertua di Jawa Harus Dikaji Ulang
Social Counter