Raja Wikramawardhana memerintah kerajaan Majapahit tahun 1389M-1427M
menggantikan Sri Hayam Wuruk, mertuanya. Wikramawardhana putra sulung
pasangan ratu Pajang I dyah Nertaja dan raja Paguhan I Singhawardhana.
Wikramawardhana punya permaisuri nama Kusumawardhani. Dari permaisuri,
raja ini punya 4 anak, Bhre Hyang Wekasing Suka, Bhre Tumapel II, Sri
Suhita, dan Kertawijaya. Dari istri
lain, punya anak nama Arya Damar yang menjadi penguasa di Palembang.
Wikramawardhana merupakan tokoh Majapahit yang memenangkan perang Reg Reg Agung [Paregreg Agung] tahun 1406 melawan raja Kadaton Wetan Bhre Wirabhumi Bhatara Aji Rajanatha, putra selir Sri Hayam Wuruk.
Serat Pararaton memberitakan Wikramawardhana wafat tahun 1427M didharmakan di Lalangon dengan candi pendarmaannya nama Wisesapura. Lalangon merupakan toponimi daerah bernama Boyolangu, Tulungagung.
Raja Wikramawardhana mengeluarkan prasasti selama memerintah di Majapahit.
Terdapat temuan prasasti yang tertulis dalam lempeng tembaga bertanda lanchana Wikramawardhana. Prasasti ini memunculkan nama Satyapura. Sehingga prasasti yang dikeluarkan Wikramawardhana ini dikenal pula sebagai Prasasti Satyapura.
Wikramawardhana merupakan tokoh Majapahit yang memenangkan perang Reg Reg Agung [Paregreg Agung] tahun 1406 melawan raja Kadaton Wetan Bhre Wirabhumi Bhatara Aji Rajanatha, putra selir Sri Hayam Wuruk.
Serat Pararaton memberitakan Wikramawardhana wafat tahun 1427M didharmakan di Lalangon dengan candi pendarmaannya nama Wisesapura. Lalangon merupakan toponimi daerah bernama Boyolangu, Tulungagung.
Raja Wikramawardhana mengeluarkan prasasti selama memerintah di Majapahit.
Terdapat temuan prasasti yang tertulis dalam lempeng tembaga bertanda lanchana Wikramawardhana. Prasasti ini memunculkan nama Satyapura. Sehingga prasasti yang dikeluarkan Wikramawardhana ini dikenal pula sebagai Prasasti Satyapura.
Tapi hanya satu lempeng saja yang ditemukan dan itu
merupakan lempeng terahir atau lempeng ke-14. Berbahasa dan berhuruf
Jawa Kuna. Lempeng prasasti berukuran 35x11,5cm.
Prasasti SATYAPURA
bertanda lanchana raja Wikramawardhana ditemukan dekat CANDI MIRIGAMBAR, desa Gambar, Sumbergempol Tulungagung. Kini tersimpan di Museum
Nasional nomor inventaris E. 37.
Dinamakan Prasasti SATYAPURA karena menyinggung ada tempat pendharmaan bernama Satyapura.
Prasasti Satyapura yang dikeluarkan maharaja Wikramawardhana dapat juga bernama Prasasti Candi Mirigambar karena pertama ditemukan di areal candi Mirigambar.
Terjemahannya:
baginda hyang wekas ing suka wafat di indra bhawana pada tahun saka 1321C/1399M, dicandikan di tanjung dengan nama resmi candi paramasukapura.
Apakah Paramasukapura adalah candi yang dibangun di areal situs candi Mirigambar yang sekarang? Atau apakah Paramasukapura sama dengan candi Satyapura? Perlu kajian lebih lanjut dengan menautkan beberapa sumber kuat lainnya.
prasasti Satyapura KERN-E37 [Poto diambil dari https://socrates.leidenuniv.nl/ |
Prasasti Satyapura [poto diambil dari https://socrates.leidenuniv.nl/terms=satyapura |
Dinamakan Prasasti SATYAPURA karena menyinggung ada tempat pendharmaan bernama Satyapura.
Prasasti Satyapura yang dikeluarkan maharaja Wikramawardhana dapat juga bernama Prasasti Candi Mirigambar karena pertama ditemukan di areal candi Mirigambar.
Dari temuan Prasasti Satyapura atau
Prasasti Candi Mirigambar, memunculkan dugaan, Sri Wikramawardhana pernah
membangun candi Mirigambar.
Serat Pararaton menyebutkan putra sulung Wikramawardhana yaitu putra mahkota Rajasa Kusuma wafat pada tahun 1399M dicandikan di Tanjung dengan candi pendarmaannya bernama Paramasukapura. Setelah wafat, Rajasa Kusuma bergelar anumerta Bhra Hyang Wekas Ing Suka. Nama gelar anumerta ini sama dengan nama gelar anumerta maharaja Majapahit Sri Rajasanegara dyah Hayam Wuruk yang wafat pada tahun 1389M. Pararaton menulis:
bhra hyang wekasing suka mokta, sang mokta ring indrabhawana, i saka janma netra agni sitangsu, 1321, sang dhinarmeng tajung bhisekaning dharma ring paramasukapura.
Serat Pararaton menyebutkan putra sulung Wikramawardhana yaitu putra mahkota Rajasa Kusuma wafat pada tahun 1399M dicandikan di Tanjung dengan candi pendarmaannya bernama Paramasukapura. Setelah wafat, Rajasa Kusuma bergelar anumerta Bhra Hyang Wekas Ing Suka. Nama gelar anumerta ini sama dengan nama gelar anumerta maharaja Majapahit Sri Rajasanegara dyah Hayam Wuruk yang wafat pada tahun 1389M. Pararaton menulis:
bhra hyang wekasing suka mokta, sang mokta ring indrabhawana, i saka janma netra agni sitangsu, 1321, sang dhinarmeng tajung bhisekaning dharma ring paramasukapura.
Terjemahannya:
baginda hyang wekas ing suka wafat di indra bhawana pada tahun saka 1321C/1399M, dicandikan di tanjung dengan nama resmi candi paramasukapura.
Apakah Paramasukapura adalah candi yang dibangun di areal situs candi Mirigambar yang sekarang? Atau apakah Paramasukapura sama dengan candi Satyapura? Perlu kajian lebih lanjut dengan menautkan beberapa sumber kuat lainnya.
===============
SIWI SANG
SIWI SANG
No comments:
Post a Comment