penulisan sejarah tidak berahir tanda titik |
Soal
riwayat seputar Jaka Tingkir masih sangat perlu mendapat kajian lebih lanjut.
Berdasarkan
Babad Tanah Jawi, Jaka Tingkir putra Kebo Kenanga. Kebo Kenanga putra pasangan
Ratu Pambayun dan adipati Pengging Handayaningrat. Ratu Pambayun putri
Brawijaya raja Majapahit. Artinya Jaka Tingkir keturunan ke-3 dari Brawijaya
raja Majapahit.
Berdasarkan
Babad Tanah Jawi, Pamanahan putra ki Ageng Ngenis. Ki Ageng Ngenis putra Ki
Ageng Sela. Ki Ageng Sela putra Getas Pandhawa. Getas Pandhawa putra Bondhan
Kajawan. Bondhan Kajawan putra Brawijaya raja Majapahit. Artinya Pamanahan
keturunan ke-5 Brawijaya raja Majapahit.
Berdasarkan
Babad Tanah Jawi, Pamanahan dan Panjawi diaku sebagai kakak oleh Jaka Tingkir
saat menjadi sultan Pajang bergelar Hadiwijaya.
Ini sangat
aneh atau ganjal.
Bagaimana
mungkin orang keturunan ke-3 memandang orang keturunan ke-5 sebagai kakak tua.
Harusnya
Jaka Tingkir sebagai kakek dari Pamanahan dan Panjawi.
Itu jika
benar mereka memiliki garis naik ke atas ketemu dengan Brawijaya raja Majapahit
yang selama ini sama sama dianggap sebagai Brawijaya raja Majapahit Pamungkas.
Silsilah
ini akan lebih masuk akal jika Brawijaya garis Jaka Tingkir berbeda dengan
Brawijaya garis Pamanahan.
Katakanlah
keduanya sama sama bergaris naik ke raja Majapahit Brawijaya, sangat mungkin
bukan Brawijaya atau raja Majapahit yang sama.
Brawijayanya Pamanahan jelas lebih jauh lagi atau lebih tua 2 generasi dari Brawijayanya Jaka Tingkir.
Jika itu
cocok, maka Brawijayanya Jaka Tingkir adalah cucu dari Brawijayanya Pamanahan.
Katakanlah
Brawijaya raja Majapahit Pamungkas adalah leluhur Jaka Tingkir, maka ini
identik dengan Girindrawardhana dyah Ranawijaya Bhre Kertabhumi.
Dalam buku
GIRINDRA:Pararaja Tumapel-Majapahit, Siwi Sang menempatkan Girindrawardhana
dyah Ranawijaya [1486M-1527M] sebagai cucu maharaja Kertawijaya
[1447M-1451M]
Apakah
mungkin Pamanahan bergaris lurus dengan raja Majapahit Kertawijaya?
Jika iya,
maka, akan menjadi masuk akal ketika Jaka Tingkir seusia atau lebih muda dari
Pamanahan.
Soal
riwayat seputar Jaka Tingkir masih sangat perlu mendapat kajian lebih lanjut.
==============
SIWI SANG
#silsilah #Sejarah #Pajang dan #Mataram membingungkan
Sip gan :)
ReplyDeletematurnuwun om @abdinegara. manggah jika ada tambahan info baru terkait Jaka Tingkir dan Ki Pamanahan. suwun.
ReplyDeletemanggah dikembangkan lagi soal kesejarahan atau riwayat sekitar jaka tingkir pamanahan dan Panjawi. kalo ndak keleru pula, dalam babad tanah jawi, panjawi diambil anak angkat oleh ki ageng ngenis hingga menjadi bersaudara dengan pamanahan dan menjadi tiga serangkai keren yaitu pamanahan, panjawi, dan juru martani.
ReplyDeletelalu ada cerita pula dalam babad tanah jawi bahwa jaka tingkir pernah berguru pada ki ageng sesela atau ki ageng sela [ketika jaka tingkir meninggalkan tingkir menuju ke timurlaut]. artinya Jaka tingkir usianya terpaut jauh dengan ki ageng sela.
kalo dalam Serat Dharah, raden bondhan kajawan alias ki ageng tarub II alias lembu peteng yang tersingkirkan, dengan raden patah, arya damar, ratu pambayun, memiliki ayah sama, brawijaya maharaja Majapahit. kiranya perlu diselidiki lagi soal ini. karena dalam sastra jawa, istilah brawijaya selalu ditempatkan sebagai nama raja majapahit, tanpa menjelaskan, raja majapahit yang memerintah tahun berapa. sebagaimana kita ketahui ada banyak raja majapahit.
ReplyDeletedalam buku saya, saya udah menampilkan bahwa antara arya damar dengan raden patah punya silsilah beda. alias meski sama sama bergaris lurus naik ke raja majapahit, tapi keduanya punya ayah raja majapahit yang beda. arya damar palembang dari raja majapahit wikramawardhana hyang wisesa. raden patah demak dari raja majapahit kertawijaya.
dengan mengambil contoh jaka tingkir dan pamanahan, sebenarnya kita nanti akan tau bahwa dua tokoh ini memiliki garis silsilah yang berbeda jalur.
dugaan sementara saya, jaka tingkir yang berasal dari garis raja majapahit ahir, girindrawardhana dyah ranawijaya yang memerintah sekitar 1486M-1527M. ranawijaya ini pernah di keraton kertabhumi hingga dalam beberapa naskah ditulis bhre kertabhumi. tetapi ketika menjadi maharaja majapahit, dyah ranawijaya bukan bhre kertabhumi lagi.
ReplyDeletejadi nenek Jaka Tingkir lebih cocok sebagai seorang putri brawijaya pamungkas dyah ranawijaya.
dengan demikian, ketika jaman kesultanan Pajang, jaka Tingkir hadiwijaya usianya sepantaran dengan pamanahan, menjadi agak logis. logis ketika jaka tingkir menganggap kakang atau saudara tua kepada pamanahan.
itu komen saya yang saya kopas di diskusi grup sejarah the lost history of nusantara
ReplyDelete