Saturday, February 27, 2016
Sejarah
Sang Brawijaya
maharaja Majapahit kemudian bertanya kepada mahapatih Gajah Mada yang duduk
persis di hadapannya. Heh Ki Patih, saat tidur malam tadi, inyong mimpi
menikahi putri sangat cantik tiada tanding, putri raja ing Cempa. Sang
Brawijaya kembali bertanya apakah ada negeri nama Cempa di tanah Jawa ini. Di
manakah negara Cempa itu? Setelah menyembah hormat, Mahapatih menjawab, bahwa
yang namanya negeri Cempa itu ada di tanah seberang, bukannya di tanah Jawa.
Selanjutnya Sang Brawijaya memberi perintah pada mahapatih supaya segera pergi
ke negeri Cempa melamar putri raja ing Cempa. Sang Brawijaya juga berpesan
supaya rombongan pelamar berangkat dari Gresik. Setelah mahapatih menyanggupi
siap menjalankan perintah, Sang Brawijaya meninggalkan Balai Panangkilan. Para
menteri semua menyusul bubar pulang. Maka sesuai perintah raja, mahapatih Gajah
Mada bersama rombongan pelamar meninggalkan majapahit naik kapal layar dari
Gresik menuju negeri Cempa.
Ki Patih Gajah Mada
bersama rombongan pelamar berangkat dari Gresik perjalanan menaiki kapal
berlayar mengarungi siang malam dan tanpa perlu diceritakan kisah sepanjang
perjalanan itu tibalah di Cempa dan segera menghadap Raja Cempa. Ketika itu
Raja Cempa berada di penangkilan bersama para mantri punggawa. Raja Cempa
terkejut melihat kedatangan rombongan asing yang dipimpin mahapatih Gajah Mada. Raja
Cempa berkata, heh duta, kamu datang ke sini utusan siapa dan siapa namamu? Ki
Patih menyembah lalu menjawab jika dirinya utusan Prabu Jawa yang bertahta di
kerajaan Majapahit. Gajah Mada menyebut namanya dan mengaku dirinya menjabat
mahapatih di Majapahit. Adapun kedatangannya ke negeri Cempa karena ditugaskan
menyampaikan surat atau nawala dari maharaja Majapahit. Raja Cempa menerima
nawala yang diserahkan Gajah Mada lalu membaca dalam hati dan mengerti bahwa
Maharaja Majapahit berkehendak melamar putrinya. Selesai membaca surat, Raja
Cempa bangkit masuk puri.
Raja Cempa memiliki
tiga anak, anak tertua perempuan, yang nomer dua juga perempuan, dan anak
bungsu seorang laki. Yang putri semua cantik dan yang laki bagus dipandang.
Raja Cempa menyampaikan berita bahwa Raja Majapahit berkehendak meminang
seorang putri dari negeri Cempa. Raja Cempa kemudian menawarkan kepada putri
sulungnya sudi menjadi istri Raja Majapahit. Hal itu disampaikan karena Raja
Cempa merasa takut. Barangkali dalam surat yang telah dibaca terdapat
peringatan supaya menyerahkan putrinya jika tidak ingin negeri Cempa dibumi
hangus armada Majapahit. Selanjutnya Raja Cempa menyuruh putri sulungnya segera
bersiap diri. Sang Permaisuri sangat bersedih dan tangis tumpah di dalam puri
karena jelang berpisah dengan Sang Putri. Pada kesempatan itu pula Raja Cempa
menyiapkan tiga pusaka keraton untuk dibawa serta ke Jawa seperti gong bernama
Sekar Delima, Kereta kuda bernama Ki Balelumur, gerbong kereta dengan
sapi bernama Ki Jebatbedri dan Ki Belawong.
Masih bersambung
SIWI SANG
bahan bacaan Babad
Tanah Jawi Batawi Sentrem
No comments:
Post a Comment